Prevalensi MRSA di Indonesia: Data, Risiko, dan Strategi Efektif Cegah Penyebaran di Fasilitas Kesehatan
Sekilas Tentang MRSA
Methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA) adalah jenis bakteri S. aureus yang telah kebal terhadap sebagian besar antibiotik beta-laktam seperti:[1, 2]
- Metisilin.
- Penisilin sintetik.
- Sefalosporin.
- Karbapenem.
Kekebalan ini disebabkan oleh gen mecA, yang membuat protein pengikat penisilin tidak efektif melawan antibiotik.[1, 2]
Data dan fakta seputar MRSA:[3, 4]
- Sekitar 1 dari 3 orang membawa aureus di hidungnya.
- Sekitar 2 dari 100 orang membawa MRSA tanpa gejala.
- MRSA dapat bertahan berhari-hari hingga berminggu-minggu di permukaan keras (misalnya gagang pintu, meja, atau alat medis).
Penularan MRSA terjadi melalui:[3, 4]
- Kontak langsung antar individu.
- Permukaan atau alat yang terkontaminasi.
- Tangan tenaga kesehatan.
Jenis infeksi MRSA:[3, 4]
- Infeksi kulit dan jaringan lunak.
- Pneumonia.
- Infeksi darah (bakteremia).
- Endokarditis dan sepsis.
Kelompok paling rentan: pasien dengan sistem imun lemah, luka terbuka, atau perawatan intensif di rumah sakit.[3, 4]
Baca juga:
Antimicrobial Resistance: Ancam 24 Juta Orang Miskin Ekstrem!
Hari Kesadaran MRSA Sedunia: Prevalensi, Tantangan Resistensi & Langkah Pencegahan
Tes Cepat Molekuler (TCM) Deteksi MRSA
MRSA dalam Daftar Prioritas WHO (2024)
- Dalam WHO Bacterial Priority Pathogens List 2024, Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus (MRSA) masuk dalam kategori prioritas tinggi (high priority).[5, 6]
- MRSA tetap menjadi perhatian global karena prevalensinya tinggi dan resistensinya kuat terhadap berbagai antibiotik.[5, 6]
- Pada 2024, MRSA turun dari kategori kritis ke prioritas tinggi, seiring laporan adanya penurunan resistensi global di beberapa wilayah.[5, 6]
- Meski demikian, beban infeksi MRSA masih signifikan, terutama di Asia Tenggara.[5, 6]
- Investasi riset, pencegahan, dan pengendalian tetap menjadi fokus utama untuk menekan dampak MRSA terhadap kesehatan masyarakat.[5, 6]
Prevalensi MRSA di Indonesia
Tingkat prevalensi MRSA di Indonesia bervariasi antara 0,3%–52% tergantung wilayah dan rumah sakit. Secara nasional, angka ini tergolong lebih rendah dibanding negara Asia lain, tetapi masih membutuhkan kewaspadaan tinggi.[7, 8, 9]
Rincian data per wilayah:
1. Surabaya (RSUD Dr. Soetomo)
- 8,1% pasien pembawa MRSA.[7]
- 5,4% di tenggorokan, 3,9% di hidung, 1,2% di keduanya.[7]

Distribusi Pembawa MRSA di antara Bangsal-Bangsal di Rumah Sakit Dr. Soetomo, Surabaya, Juni–September 2014.[7]
2. Bandung (RSHS)
- Ditemukan 11,16% spesimen positif MRSA dari 197 isolat S. aureus di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung pada tahun 2018.[10]

Hasil Identifikasi MRSA di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung.[10]
3. Yogyakarta
- 77,02% isolat manusia dan hewan terdeteksi MRSA multidrug-resistant (MDR).[11]
- Menunjukkan potensi penularan lintas spesies.[11]

Kepekaan Antibiotik terhadap Staphylococcus aureus yang Diisolasi dari Manusia dan Hewan (Sapi dan Kambing) di Yogyakarta.[11]
4. Medan (RSUP H. Adam Malik)
- Kasus MRSA lebih tinggi di ruang non-ICU (55,7%) dibanding ICU (49,2%).[12]

Karakteristik Klinis Pasien MRSA di Ruang ICU dan non-ICU RSUP Haji Adam Malik Medan dan Laboratorium Mikrobiologi.[12]
5. Bali
- Kolonisasi nasal MRSA 0,8% (skrining praoperasi).[13, 14]
- Pada tenaga kesehatan, ditemukan 9,1% kolonisasi, terutama di NICU dan ICU.[13, 14]

Distribusi Isolat Bakteri pada Subjek Penelitian di Rumah Sakit Udayana Bali.[13, 14]
Faktor Risiko Kolonisasi atau Infeksi MRSA
Risiko meningkat pada individu dengan:[10, 12, 13]
- Riwayat penggunaan antibiotik jangka panjang
- Rawat inap lama atau sering berpindah ruang
- Penggunaan alat medis invasif (kateter, ventilator)
- Luka terbuka atau luka operasi
- Penyakit kronis seperti diabetes, penyakit ginjal, atau paru
- Sistem imun lemah atau pasien dengan kondisi imunosupresif
Pencegahan dan Pengendalian MRSA
Strategi pengendalian MRSA di fasilitas kesehatan meliputi:[13, 15, 16]
1. Skrining Kolonisasi MRSA
- Pasien dengan risiko tinggi (riwayat antibiotik, prosedur invasif)
- Skrining universal bagi pasien baru
- Pemeriksaan tenaga kesehatan saat outbreak
2. Kebersihan Diri dan Lingkungan
- Cuci tangan rutin dengan sabun atau antiseptik
- Hindari berbagi barang pribadi (handuk, pisau cukur, pakaian)
- Rawat luka dengan benar, jaga tetap bersih dan tertutup
- Bersihkan permukaan yang sering disentuh menggunakan disinfektan
3. Penggunaan Antibiotik Bijak
- Hanya sesuai indikasi medis
- Hindari penggunaan berlebihan yang dapat memicu resistensi
Baca juga:
Skrining Resistensi Antimikroba di Rumah Sakit: Dampak Ekonomi dan Tantangan Penerapannya
Superbugs: Alasan WHO Membuat Daftar Patogen Bakteri Prioritas
Tes Cepat Molekuler (TCM) Deteksi Antimicrobial Resistance (AMR)
Kesimpulan
Walau prevalensi MRSA di Indonesia masih lebih rendah dibanding beberapa negara Asia, kewaspadaan tetap penting.
Langkah kunci untuk menekan penyebaran:
- Penerapan kebersihan tangan yang ketat,
- Surveilans aktif dan isolasi pasien terinfeksi,
- Kebersihan lingkungan rumah sakit,
- Serta penggunaan antibiotik rasional.
Dengan pencegahan berkelanjutan dan kebijakan antibiotik yang bijak, beban infeksi MRSA di Indonesia dapat terus menurun dan mencegah resistensi lebih lanjut di masa depan.
FAQ: Seputar MRSA di Indonesia
1. Berapa Kisaran Prevalensi MRSA di Indonesia?
Berdasarkan berbagai penelitian, prevalensi MRSA di Indonesia berkisar antara 0,3% hingga 52%, tergantung wilayah dan jenis fasilitas kesehatan.
2. Daerah Mana yang Menunjukkan Angka MRSA Tertinggi?
Studi di Yogyakarta melaporkan tingkat MRSA tertinggi, mencapai 77,02% pada isolat manusia dan hewan, menandakan kemungkinan penularan lintas spesies.
3. Bagaimana Perbandingan Angka MRSA di Ruang ICU dan Non-ICU?
Di RSUP H. Adam Malik Medan, kolonisasi MRSA justru lebih tinggi di ruang non-ICU (55,7%) dibanding ICU (49,2%).
4. Apakah Tenaga Kesehatan juga Berisiko Membawa MRSA?
Ya. Di Bali, ditemukan 9,1% tenaga kesehatan membawa MRSA, terutama di ruang NICU dan ICU.
5. Apa Langkah Utama untuk Mencegah Penyebaran MRSA di Rumah Sakit?
Pencegahan dilakukan melalui kebersihan tangan, skrining pasien risiko tinggi, pembersihan alat medis, dan penggunaan antibiotik rasional.
PT Medquest Jaya Global
Sebagai bagian dari komunitas kesehatan, kami berkomitmen menyediakan alat kesehatan dan solusi inovatif guna mendukung program kesehatan nasional di Indonesia. Kunjungi halaman berikut untuk informasi lebih lanjut mengenai Alat Kesehatan inovatif dan berkualitas terbaik yang kami hadirkan:
Referensi Artikel:
- Siddiqui, A. H., & Koirala, J. (2023, April 2). Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus. In StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2025 Jan–. Retrieved from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK482221/
- Brown, N. M., Goodman, A. L., Horner, C., Jenkins, A., & Brown, E. M. (2021). Treatment of methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA): Updated guidelines from the UK. JAC-Antimicrobial Resistance, 3(1), dlaa114. https://doi.org/10.1093/jacamr/dlaa114
- Boyce, J. M. (2024). Hand and environmental hygiene: Respective roles for MRSA, multi-resistant gram negatives, Clostridioides difficile, and Candida spp. Antimicrobial Resistance and Infection Control, 13(1), 110. https://doi.org/10.1186/s13756-024-01461-x
- Centers for Disease Control and Prevention. (2025). Clinical overview of methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA). https://www.cdc.gov/mrsa/hcp/clinical-overview/index.html
- Sati, H., Carrara, E., Savoldi, A., Hansen, P., Garlasco, J., Campagnaro, E., Boccia, S., Castillo-Polo, J. A., Magrini, E., Garcia-Vello, P., Wool, E., Gigante, V., Duffy, E., Cassini, A., Huttner, B., Pardo, P. R., Naghavi, M., Mirzayev, F., Zignol, M., Cameron, A., … WHO Bacterial Priority Pathogens List Advisory Group. (2025). The WHO Bacterial Priority Pathogens List 2024: A prioritisation study to guide research, development, and public health strategies against antimicrobial resistance. The Lancet Infectious Diseases, 25(9), 1033–1043. https://doi.org/10.1016/S1473-3099(25)00118-5
- World Health Organization. (2024, May 17). WHO updates list of drug-resistant bacteria most threatening to human health. https://www.who.int/news/item/17-05-2024-who-updates-list-of-drug-resistant-bacteria-most-threatening-to-human-health
- Kuntaman, K., Hadi, U., Setiawan, F., Koendori, E. B., Rusli, M., Santosaningsih, D., Severin, J., & Verbrugh, H. A. (2016). Prevalence of methicillin-resistant Staphylococcus aureus from nose and throat of patients on admission to medical wards of Dr. Soetomo Hospital, Surabaya, Indonesia. The Southeast Asian Journal of Tropical Medicine and Public Health, 47(1), 66–70.
- Irfani, Q. I., & Lusinta, H. (2024). Prevalensi, pola kepekaan antibiotik serta perbandingan kejadian MRSA antara pasien laki-laki dan perempuan di Rumah Sakit dr. Soeradji Tirtonegoro. Media Jurnal Sains (MJS), 1(1), 61–69.
- Syahniar, R., Rayhana, R., Kharisma, D. S., Khatami, M., & Duarsa, D. B. B. (2020). Methicillin-resistant Staphylococcus aureus among clinical isolates in Indonesia: A systematic review. Biomedicine and Pharmacology Journal, 13(4).
- Turbawaty, D., Logito, V., & Tjandrawati, A. (2021). Methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA) patterns and antibiotic susceptibility in surgical and non-surgical patients in a tertiary hospital in Indonesia. Majalah Kedokteran Bandung, 53(3), 148–154. https://doi.org/10.15395/mkb.v53n3.2396
- Fitranda, M., Salasia, S. I. O., Sianipar, O., Dewananda, D. A., Arjana, A. Z., Aziz, F., Wasissa, M., Lestari, F. B., & Santosa, C. M. (2023). Methicillin-resistant Staphylococcus aureus isolates derived from humans and animals in Yogyakarta, Indonesia. Veterinary World, 16(1), 239–245. https://doi.org/10.14202/vetworld.2023.239-245
- Tarigan, J., Putri, M., Suhartomi, S., & Sitompul, O. (2025). ICU dan non-ICU MRSA: Kejadian dan faktor risiko di rumah sakit tersier. Nommensen Journal of Medicine, 11(1), 19–23. https://doi.org/10.36655/njm.v11i1.1939
- Nelwan, E. J., Sinto, R., Subekti, D., Adiwinata, R., Waslia, L., Loho, T., Safari, D., & Widodo, D. (2018). Screening of methicillin-resistant Staphylococcus aureus nasal colonization among elective surgery patients in referral hospital in Indonesia. BMC Research Notes, 11(1), 56. https://doi.org/10.1186/s13104-018-3150-y
- Winaya, M., Hendrayana, M., Budayanti, N., & Fatmawati, N. (2025). Identification of methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA) carriers in the nasal passages of healthcare workers at Universitas Udayana Hospital. Journal of Clinical Microbiology and Infectious Diseases, 5(1), 6–11. https://doi.org/10.51559/jcmid.v5i1.82
- Alomedika. (2025, October 23). Pencegahan transmisi methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA) di rumah sakit. https://www.alomedika.com/pencegahan-transmisi-mrsa-di-rumah-sakit
- Centers for Disease Control and Prevention. (2025). Preventing methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA) infections. https://www.cdc.gov/mrsa/prevention/index.html