Pada tahun 2019, penyakit stroke menjadi pembunuh nomer 1 di Indonesia dengan total kasus kematian mencapai 132 kasus per 100.000 populasi. Hal ini tentunya menjadi persoalan yang tidak boleh luput dari perhatian mengingat tingkat keparahan dan kematian yang disebabkan oleh penyakit tersebut cukup tinggi.[1]
Pada praktiknya, saat ini terjadi pergeseran trend penyakit stroke dari yang sebelumnya banyak dialami oleh individu berusia tua, namun saat ini malah sudah mulai marak terjadi di kalangan usia yang lebih muda. Berdasarkan data RISKESDAS tahun 2018 mengenai prevalensi stroke berdasarkan usia, diketahui bahwa penderita stroke dengan rentang usia 15-54 tahun jumlahnya mencapai 19,9% dari total penderita stroke.[2]
Apa itu Penyakit Stroke?
Penyakit stroke adalah salah satu penyakit yang masuk ke golongan Penyakit Tidak Menular (PTM), dimana PTM dikenal juga sebagai penyakit kronis, cenderung berlangsung lama dan merupakan hasil kombinasi faktor genetik, fisiologis, lingkungan dan perilaku. Jenis utama PTM adalah penyakit kardiovaskular (seperti serangan jantung dan stroke), kanker, penyakit pernafasan kronis (seperti penyakit paru obstruktif kronis dan asma), serta diabetes.[3]
Baca Juga: Bahaya Penyakit Jantung Koroner! Hindari Dengan Kenali Risiko, Penyebab & Pencegahannya
Penyakit stroke merupakan sindrom/sekumpulan gejala yang disebabkan oleh adanya defisit atau penurunan fungsi neurologis yang muncul secara tiba-tiba, dan biasanya disebabkan oleh cedera pada pembuluh darah karena infark/sumbatan atau perdarahan. Stroke sendiri bukanlah penyakit tunggal, akan tetapi dapat disebabkan oleh berbagai faktor risiko, proses dan mekanisme penyakit.[4]
Berdasarkan penyebab terjadinya, stroke dibagi menjadi 2 tipe, yaitu:[5]
1. Stroke Iskemik
Stroke Iskemik merupakan stroke yang paling banyak terjadi, presentasenya mencapai 85% dari total keseluruhan kasus stroke.[4] Penyebab dari stroke iskemik adalah karena adanya kerusakan jaringan otak akibat sumbatan pada pembuluh darah di otak yang menyebabkan kebutuhan oksigen di jaringan tersebut tidak dapat terpenuhi (infark serebral).
2. Stroke Hemoragik
Stroke Hemoragik merupakan tipe stroke yang disebabkan akibat pecahnya pembuluh darah di otak. Salah satu faktor risikonya adalah hipertensi atau yang lebih dikenal dengan tekanan darah tinggi.
Kasus Stroke pada Usia Muda
Penyakit stroke sering dikaitkan sebagai penyakit orang berusia lanjut. Namun hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2018, menginformasikan bahwa pada rentang usia 15-54 tahun terdapat 19,9% temuan kasus atau sekitar 577.467 penduduk yang terkonfirmasi stroke.[2]
Pada data yang disampaikan pada Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023, ditemukan adanya penurunan kasus pada rentang usia yang sama, yaitu usia 15-54 tahun. Penurunan kasus terjadi dari 19,9% menjadi 11,5% atau total kasus menjadi 501.397 kasus. Dari data tersebut dapat kita lihat terdapat penurunan angka kejadian stroke meskipun penurunannya belum signifikan.[6]
Faktor risiko terjadinya stroke pada usia muda.[7]
Faktor risiko stroke pada orang dewasa muda sebagian besar mirip dengan faktor risiko stroke pada populasi umum, yaitu faktor risiko tradisional, seperti: hipertensi, peningkatan kadar kolesterol dalam darah, obesitas, diabetes melitus, merokok, dan penyakit jantung. Namun, ada faktor tambahan yang khusus untuk populasi muda dan lebih meningkatkan risiko stroke, yaitu: migrain, penggunaan kontrasepsi oral, kehamilan dan pasca persalinan, patent foramen ovale (kondisi di mana lubang pada jantung janin tidak menutup seperti yang seharusnya setelah dilahirkan), dan penggunaan narkoba.[7, 8]
Baca Juga: Bahaya Kolesterol Jahat, Perhatikan Pola Hidup!
Upaya Pencegahan Terhindar Serangan Stroke
Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) terus memperkuat promosi kesehatan dengan penerapan gaya hidup CERDIK dan PATUH untuk mengubah perilaku masyarakat hidup lebih sehat yang dapat mencegah kasus kejadian stroke di Indonesia.[9]
Strategi yang dijalankan oleh Pemerintah dalam pencegahan dan pengedalian PTM terutama stroke adalah dengan membagi masyarakat ke dalam tiga golongan kategori, yaitu populasi sehat, populasi berisiko dan populasi penyandang PTM.[9]
1. Strategi Pencegahan dan Pengedalian PTM (Populasi Sehat)
Untuk populasi sehat, dimana masyarakat yang termasuk ke dalam populasi ini adalah yang tidak memiliki gejala atau tanda terkena stroke. Untuk menjaga kesehatan tetap terjaga dengan baik, maka Kemenkes memperkuat Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) melalui CERDIK. CERDIK sendiri merupakan singkatan dari beberapa kata, yaitu (C)ek kesehatan rutin, (E)nyahkan asap rokok, (R)ajin aktivitas fisik, (D)iet seimbang, (I)stirahat cukup, (K)elola stress.[9]
2. Strategi Pencegahan dan Pengedalian PTM (Populasi Berisiko)
Untuk populasi kelompok berisiko, dimana pada populasi ini terdapat kecenderungan untuk mengalami stroke di kemudian hari, maka Kemenkes dengan program preventif primer berupaya untuk menekan terjadinya kasus stroke, upaya preventif tersebut adalah dengan mengadakan pemeriksaan screening/deteksi dini yang rutin lakukan oleh Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat).[9]
3. Strategi Pencegahan dan Pengedalian PTM (Populasi Penyandang PTM)
Untuk populasi penyandang PTM dengan tanda dan gejala jelas merujuk ke stroke, maka akan diberikan pengobatan preventif sekunder, yaitu program PATUH berupa (P)eriksa kesehatan secara rutin, (A)tasi penyakit dengan pengobatan yang tepat dan teratur, (T)etap diet dengan gizi seimbang. (U)payakan aktifitas fisik dengan aman dan (H)indari asap rokok, alkohol dan zat karsinogenik lainnya.[9]
Dengan demikian perlu dilakukan kegiatan promosi dan sosialisasi berkala pada kelompok masyarakat tersebut guna meningkatkan kesadaran akan risiko serangan stroke di kemudian hari dengan melakukan cek rutin secara berkala setidaknya satu tahun sekali di fasilitas-fasilitas kesehatan terdekat. Cek rutin berkala dapat berupa pemeriksaan terkait dengan faktor-faktor risiko stroke, seperti: tekanan darah, kadar gula darah, kadar kolesterol dalam darah, dan lainnya.[9]
Temukan Juga: Solusi Terbaik Pemeriksaan Penyakit Diabetes
Bagi Anda penyedia fasilitas layanan kesehatan, seperti Rumah Sakit, Klinik dan sejenisnya, atau otoritas kesehatan yang bertanggungjawab dalam menyediakan fasilitas layanan kesehatan yang terjamin kualitasnya, silakan kunjungi halaman berikut ini untuk mengetahui mengenai alat pemeriksaan medical checkup yang membantu Anda menghadirkan layanan kesehatan terbaik bagi pasien Anda:
Referensi Artikel
- WHO. (2024). Health data overview for the Republic of Indonesia. World Health Organization. https://data.who.int/countries/360 (diakses pada 02 AUG 2024).
- Kemenkes RI Balitbangkes. (2018). LAPORAN NASIONAL RISKESDAS 2018. Kementerian Kesehatan RI. https://repository.badankebijakan.kemkes.go.id/id/eprint/3514/1/Laporan%20Riskesdas%202018%20Nasional.pdf (diakses pada 02 AUG 2024).
- WHO. (2023). Noncommunicable diseases. World Health Organization. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/noncommunicable-diseases (diakses pada 02 AUG 2024).
- Murphy, S. J., & Werring, D. J. (2020). Stroke: causes and clinical features. Medicine (Abingdon, England : UK ed.), 48(9), 561–566. https://doi.org/10.1016/j.mpmed.2020.06.002
- P2PTM Kemenkes RI. (2024). Yuk, Kenali Jenis-Jenis Stroke!. Kemenkes RI. https://p2ptm.kemkes.go.id/infographic/yuk-kenali-jenis-jenis-stroke (diakses pada 02 AUG 2024).
- BKPK Kemenkes RI. (2024). Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023. BPKP Kemenkes RI. https://www.badankebijakan.kemkes.go.id/hasil-ski-2023/ (diakses pada 02 AUG 2024).
- Bukhari, S., Yaghi, S., & Bashir, Z. (2023). Stroke in Young Adults. Journal of clinical medicine, 12(15), 4999. https://doi.org/10.3390/jcm12154999
- Tim Promkes RSST – RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten. (2022). Patent Foramen Ovale. Kemenkes RI Dirjen Yankes. https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/632/patent-foramen-ovale#:~:text=Patent%20foramen%20ovale%20adalah%20kondisi,janin%20yang%20disebut%20foramen%20ovale. (diakses pada 02 AUG 2024).
- Shanti, H.D. (2022). Kemenkes perkuat CERDIK dan PATUH atasi stroke di Indonesia. Antara. https://www.antaranews.com/berita/3201669/kemenkes-perkuat-cerdik-dan-patuh-atasi-stroke-di-indonesia (diakses pada 02 AUG 2024).