Home 9 Blog 9 Leukemia – Semua Hal yang Perlu Diketahui Mengenai Jenis Kanker Darah Ini

Leukemia – Semua Hal yang Perlu Diketahui Mengenai Jenis Kanker Darah Ini

Sep 4, 2024 • 10 minutes read

Leukemia adalah jenis kanker darah yang berkembang di sumsum tulang belakang, tempat pembentukan sel darah. Pada kondisi ini, sumsum tulang belakang mulai memproduksi sel darah putih abnormal dalam jumlah berlebihan, yang menggantikan sel-sel darah sehat dan mengganggu fungsi normal tubuh. Akibatnya, keseimbangan sistem darah terganggu, membawa dampak serius pada kesehatan.[1]

Apa yang sebenarnya terjadi dalam proses ini dan bagaimana pengaruhnya terhadap tubuh? Artikel ini akan membahas lebih lanjut.

 

 

Definisi Leukemia

Perbedaan darah normal dengan darah penderita leukemia

Perbedaan darah normal dengan darah yang mengalami leukemia. Sumber: Cleaveland Clinic.

Leukemia adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan kanker pada sel darah. Penyakit ini bermula di jaringan pembentuk darah, seperti sumsum tulang belakang. Sumsum tulang belakang memproduksi sel-sel yang akan berkembang menjadi sel darah putih, sel darah merah, dan trombosit.[1]

Setiap jenis sel memiliki fungsi yang berbeda: Sel darah putih berperan dalam melawan infeksi, sel darah merah bertugas mengantarkan oksigen dari paru-paru ke jaringan dan organ, sementara trombosit membantu dalam pembentukan bekuan darah untuk menghentikan perdarahan. Namun, ketika seseorang menderita leukemia, sumsum tulang belakang memproduksi sejumlah besar sel abnormal, biasanya sel darah putih. Sel-sel abnormal ini menumpuk di sumsum tulang belakang dan aliran darah, menggeser sel-sel darah yang sehat, sehingga mengganggu fungsi normal dari sel dan darah tersebut.[1]

Klasifikasi Leukemia

Leukemia dapat diklasifikasikan berdasarkan kecepatan perkembangan sel kanker serta jenis sel darah putih yang terlibat:[1]

1. Berdasarkan Kecepatan Perkembangan Sel Kanker

  • Leukemia Akut

Pada leukemia akut, sel kanker berkembang dengan sangat cepat dan dapat memburuk dalam waktu yang singkat, bahkan dalam hitungan minggu. Jenis leukemia ini tergolong dalam kanker darah yang serius dan memerlukan penanganan medis segera. Umumnya, leukemia akut lebih sering ditemukan pada anak-anak.[1]

  • Leukemia Kronis

Berbeda dengan leukemia akut, leukemia kronis berkembang lebih lambat. Penderita mungkin tidak merasakan gejala atau tidak terdiagnosis selama bertahun-tahun. Leukemia kronis lebih umum terjadi pada orang dewasa dibandingkan anak-anak.[1]

2. Berdasarkan Jenis Sel Darah yang Terdampak

  • Leukemia Limfotik

Jenis leukemia ini menyerang sel darah putih, khususnya limfosit, yang merupakan bagian dari sistem limfatik. Sistem limfatik berperan penting dalam kekebalan tubuh.[1]

  • Leukemia Myelogenous

Jenis leukemia ini mempengaruhi sel mieloid, yang biasanya berkembang menjadi sel darah merah, sel darah putih, dan platelet.[1]

Jenis – Jenis Leukemia

Tipe-tipe leukemia

Tipe-tipe leukemia. Sumber: North Houston Cancer Clinics.

Berdasarkan klasifikasi yang disebutkan sebelumnya, berikut ini adalah beberapa jenis leukemia yang bisa terjadi:

1. Leukemia Limfoblastik Akut / Acute Lymphocytic Leukemia

Leukemia Limfoblastik Akut / Acute Lymphocytic Leukemia (ALL) adalah tipe leukemia yang dimulai di sumsum tulang belakang dan memengaruhi sel darah putih yang belum matang. Kondisi ini terjadi ketika sumsum tulang belakang memproduksi sel limfosit B dan T dalam jumlah berlebihan. Sel-sel limfosit ini tidak berkembang dengan baik sehingga tidak dapat berfungsi secara normal.[2]

ALL dapat menyebar dengan cepat melalui darah ke berbagai bagian tubuh, termasuk otak, hati, kelenjar getah bening, limpa, dan testis pada pria. Gejala yang sering muncul meliputi pembengkakan hati, limpa, dan kelenjar getah bening. Meskipun ALL lebih umum ditemukan pada anak-anak di bawah usia 5 tahun, orang dewasa juga bisa mengalaminya. Pengobatan untuk ALL meliputi kemoterapi, radioterapi, atau transplantasi sel punca.[2]

 

Pelajari Selengkapnya: Alat Kesehatan Deteksi Leukemia Limfoblastik Akut (ALL)

2. Leukemia Mieloid Akut / Acute Myeloid Leukemia

Leukemia Mieloid Akut / Acute Myeloid Leukemia (AML) adalah jenis leukemia akut yang paling sering terjadi pada orang dewasa, terutama mereka yang berusia di atas 75 tahun. AML juga bermula di sumsum tulang, tetapi hanya mempengaruhi sel mieloid, menyebabkan mieloblast yang tidak normal. Sel mieloid yang terpengaruh menghasilkan sel darah putih yang disebut granulosit dan monosit. AML dapat menyebar dengan cepat melalui darah.[2]

 

Pelajari Selengkapnya: Alat Kesehatan Deteksi Leukemia Mieloid Akut (AML)

3. Leukemia Limfoblastik Kronis / Chronic Lymphocytic Leukemia

Leukemia Limfoblastik Kronis / Chronic Lymphocytic Leukemia (CLL) adalah jenis leukemia kronis yang sering terjadi pada orang dewasa di atas 65 tahun. Penyakit ini mempengaruhi limfosit B dan sel darah putih yang telah matang. Berbeda dengan leukemia akut, CLL berkembang lebih lambat dan gejalanya mungkin tidak muncul selama bertahun-tahun. Pasien yang tidak menunjukkan gejala biasanya tidak memerlukan pengobatan, tetapi perlu melakukan tes darah rutin untuk memantau perkembangannya.[2]

4. Leukemia Mieloid Kronis / Chronic Myeloid Leukemia

Leukemia Mieloid Kronis / Chronic Myeloid Leukemia (CML) adalah jenis leukemia yang relatif jarang terjadi, menyumbang sekitar 10% dari kasus leukemia. CML dimulai dari sel mieloid yang berubah menjadi sel kanker dan berkembang perlahan. Sel kanker ini menggantikan sel-sel normal. Sama seperti CLL, CML dapat tidak menunjukkan gejala selama bertahun-tahun sebelum memasuki stadium yang lebih agresif.[2]

 

Pelajari Selengkapnya: Alat Kesehatan Deteksi Leukemia Mieloid Kronis (CML)

5. Leukemia Sel Berambut

Leukemia Sel Berambut adalah jenis leukemia kronis yang lebih jarang dibandingkan yang lainnya. Sel kanker ini berkembang secara perlahan dari sel limfosit B dan memiliki penampilan seperti “rambut” pada permukaannya saat dilihat dengan mikroskop. Seperti jenis leukemia kronis lainnya, leukemia sel berambut bisa tidak menimbulkan gejala selama bertahun-tahun dan dapat dikendalikan dengan pengobatan yang tepat.[2]

6. Myeloproliferative Neoplasms

Myeloproliferative Neoplasms adalah kelompok kelainan darah langka di mana sumsum tulang belakang memproduksi terlalu banyak sel darah putih, sel darah merah, atau trombosit. Jenis-jenis myeloproliferative neoplasms yang termasuk leukemia meliputi:[2]

  • Chronic Eosinophilic Leukemia: Terjadi ketika produksi eosinofil, sel darah putih yang melawan alergen, meningkat.
  • Chronic Myelogenous Leukemia: Terjadi ketika produksi sel darah putih dari sel mieloid meningkat.
  • Chronic Neutrophilic Leukemia: Terjadi ketika produksi neutrofil, sel darah putih yang melawan infeksi, meningkat.

 

Gejala Leukemia

Beberapa gejala umum yang timbul akibat leukemia

Beberapa gejala umum yang timbul akibat leukemia.[3]

Banyak orang dengan leukemia tidak menunjukkan gejala pada awalnya. Gejala-gejala yang muncul cenderung ringan dan secara perlahan memburuk seiring waktu.[4]

Beberapa gejala utama yang perlu diwaspadai meliputi:[4]

  • kelelahan dan/atau anemia (kulit pucat, kelemahan, dan sesak napas)
  • infeksi berulang (luka pada mulut, sakit tenggorokan, demam, keringat berlebihan, batuk, sering buang air kecil disertai rasa sakit, luka yang terinfeksi, dan bisul)
  • memar dan pendarahan yang lebih mudah terjadi

Gejala lain yang kurang umum antara lain:[4]

  • nyeri tulang
  • gusi bengkak dan nyeri
  • ruam kulit
  • sakit kepala
  • masalah penglihatan
  • muntah
  • pembesaran kelenjar getah bening
  • pembesaran limpa yang dapat menyebabkan rasa sakit atau ketidaknyamanan
  • nyeri dada.

Faktor Risiko Leukemia

Leukemia tidak dapat dicegah, dan para ilmuwan belum bisa memprediksi siapa yang akan mengalaminya. Namun, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terkena penyakit ini, antara lain:[5]

1. Merokok

Orang yang merokok atau sering terpapar asap rokok memiliki risiko lebih tinggi terkena jenis leukemia tertentu, yaitu AML.[5]

2. Paparan Bahan Kimia Tertentu Di Tempat Kerja

Orang yang bekerja dengan bahan kimia, seperti: benzena dan formaldehida, memiliki risiko lebih besar terkena leukemia. Paparan bahan kimia berbahaya juga bisa terjadi di lingkungan sekitar.[5]

3. Pengobatan Kanker Lainnya

Terkadang, orang yang pernah menjalani terapi radiasi atau kemoterapi untuk mengobati jenis kanker lain, kemudian dapat mengalami leukemia.[5]

4. Kondisi Genetik Tertentu

Orang yang lahir dengan kondisi down syndrom, sindrom Klinefelter, neurofibromatosis, atau kondisi genetik lainnya, memiliki risiko lebih tinggi terkena leukemia. Jika seseorang memiliki kondisi genetik yang dapat meningkatkan risiko leukemia, tanyakan kepada dokter apakah diperlukan tes atau skrining khusus.[5]

5. Paparan Radiasi

Orang yang terpapar radiasi dalam jumlah besar memiliki risiko lebih tinggi terkena leukemia.[5]

6. Riwayat Keluarga

Jika ada anggota keluarga yang pernah mengalami leukemia, kemungkinan seseorang terkena penyakit ini akan lebih besar.[5]

Diagnosis Leukemia

Untuk mendiagnosis Leukemia, dokter perlu memeriksa tanda-tanda leukemia. Pemeriksaan yang mungkin dilakukan meliputi:[5]

1. Pemeriksaan Fisik

Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik untuk gejala leukemia, seperti gusi berdarah, memar, kulit yang lebih pucat dari biasanya, demam, atau pembengkakan pada kelenjar getah bening, limpa, atau hati. Dokter juga akan menanyakan bagaimana kondisi pasien serta gejala lain yang mungkin Ia rasakan.[5]

2. Pemeriksaan Darah Lengkap / Complete Blood Count (CBC)

Tes ini mengevaluasi jumlah dan kematangan berbagai jenis sel dalam darah. Pada leukemia, biasanya jumlah sel darah putih lebih banyak dari normal, dan mungkin terdapat penurunan sel darah merah dan trombosit karena sel kanker menghambat pertumbuhannya. Pemeriksaan CBC kadang-kadang dilakukan oleh penyedia layanan kesehatan utama sebagai bagian dari pemeriksaan tahunan.[5]

 

Baca Juga: Pemeriksaan Darah Lengkap (CBC) 3 diff & 5 diff: Apa Bedanya?

3. Tes Darah Lainnya

Tes seperti flow cytometry dan peripheral blood smears digunakan untuk memeriksa sel kanker dan tanda-tanda leukemia lainnya seperti sel-sel yang belum matang. Tes ini dapat membantu menentukan jenis leukemia yang pasien miliki. Dokter juga mungkin melakukan tes darah untuk memeriksa fungsi hati dan ginjal serta melihat bagaimana kemampuan darah pasien untuk membeku.[5]

4. Biopsi Sumsum Tulang Belakang

Tes ini memeriksa keberadaan sel leukemia dan perubahan lain dalam sumsum tulang belakang, yaitu jaringan lunak di dalam tulang tempat sel darah dibuat.[5]

Pertama, dokter akan memberikan obat bius lokal untuk menghilangkan rasa sakit. Kemudian, dokter akan menggunakan jarum tipis untuk mengambil sampel sumsum tulang dari tulang panggul pasien. Analisis laboratorium terhadap sampel ini dapat menunjukkan jumlah sel yang belum matang dan rincian perubahan pada sel-sel tersebut, yang memberi informasi tentang tingkat keparahan kanker pasien dan opsi pengobatan yang mungkin dilakukan.[5]

5. Pungsi Lumbal

Tes ini juga dikenal sebagai spinal tap / lumbar puncture, yang bertujuan untuk memeriksa apakah leukemia telah menyebar ke sistem saraf pasien. Dokter akan memberikan obat bius lokal untuk menghilangkan rasa sakit pada kulit, kemudian mengambil sampel kecil cairan dari ruang antara dua tulang di punggung bawah pasien. Laboratorium akan memeriksa keberadaan sel kanker dalam sampel tersebut. Selain itu, pemeriksaan pungsi lumbal biasanya dilakukan bersamaan dengan pemeriksaan biopsi.[5]

6. Tes Pencitraan

Pemeriksaan seperti: CT scan, MRI, dan X-ray, dapat membantu dokter melihat bagaimana leukemia mempengaruhi tubuh seseorang.[5]

Pelajari Selengkapnya: Alat Kesehatan Solusi Deteksi Leukemia

Pengobatan Leukemia

Leukemia dapat diobati dengan berbagai cara, tergantung pada jenis leukemia, tingkat keparahannya, dan kondisi kesehatan pasien.

Biasanya, pasien akan dirawat oleh tim medis yang spesialisasinya adalah menangani kanker darah, yang disebut hematologi-onkologi. Tim ini akan mengumpulkan informasi yang diperlukan tentang jenis leukemia, seberapa cepat penyebarannya, serta kesehatan umum pasien. Berdasarkan data tersebut, mereka akan merancang rencana perawatan yang khusus untuk kondisi pasien. Berikut adalah beberapa pilihan perawatan yang mungkin disarankan:[5]

1. Kemoterapi

Kemoterapi melibatkan penggunaan obat-obatan yang bertujuan untuk membunuh sel-sel kanker atau memperlambat pertumbuhannya. Karena obat ini efeknya sangat kuat, efek samping mungkin terjadi. Pasien disarankan berdiskusi dengan tim medis mengenai efek samping yang mungkin timbul, cara mempersiapkan diri, dan bagaimana mengatasinya.[5]

Kemoterapi dapat diberikan dalam bentuk pil, suntikan, krim, atau infus intravena (IV). Pasien mungkin perlu datang ke klinik atau rumah sakit untuk mendapatkan infus atau jenis kemoterapi lainnya, sesuai jadwal yang ditentukan oleh dokter.[5]

2. Terapi Radiasi

Terapi radiasi menggunakan sinar-X untuk menargetkan dan menghancurkan sel-sel kanker. Dokter atau teknisi akan menggunakan mesin khusus untuk mengarahkan sinar energi ke bagian tubuh tertentu yang memiliki sel kanker. Terapi ini sering digunakan sebelum transplantasi sel punca. Namun, seperti perawatan lain, terapi radiasi juga dapat mempengaruhi sel-sel lain di tubuh, sehingga efek samping mungkin terjadi.[5]

3. Terapi Biologis (Imunoterapi)

Terapi biologis adalah metode terbaru yang membantu sistem kekebalan tubuh mengenali dan melawan sel-sel kanker. Ada beberapa jenis terapi biologis, termasuk terapi antibodi monoklonal dan terapi sel CAR-T. Terapi ini dirancang untuk meningkatkan kemampuan tubuh dalam menemukan dan menghancurkan sel-sel leukemia. Terapi biologis biasanya diberikan melalui infus IV, dan dokter akan menentukan jenis terapi yang paling cocok untuk pasien serta frekuensi pemberiannya.[5]

4. Terapi Target

Terapi ini merupakan pendekatan modern yang menggunakan obat-obatan untuk menyerang sel-sel kanker secara spesifik. Terapi target bisa bekerja dengan cara menghambat gen atau protein tertentu yang diperlukan oleh sel kanker untuk tumbuh, menghentikan sinyal yang mereka gunakan untuk berkembang, memutus suplai nutrisi, atau membunuh sel kanker langsung. Karena terapi ini secara khusus menargetkan sel kanker, biasanya efek sampingnya lebih sedikit dibandingkan dengan perawatan lain.[5]

5. Transplantasi Sel Punca

Transplantasi sel punca bisa menggantikan sel leukemia di sumsum tulang dengan sel-sel sehat yang baru. Jika berhasil, sumsum tulang akan memproduksi sel darah sehat tanpa menciptakan sel kanker lagi. Transplantasi ini bisa menggunakan sel dari donor, baik dari anggota keluarga maupun orang lain yang memiliki kecocokan genetik.[5]

Sebelum transplantasi, pasien akan menerima dosis tinggi kemoterapi atau radiasi untuk mempersiapkan tubuh menerima transplantasi. Prosedur ini biasanya membutuhkan perawatan di rumah sakit untuk menghindari infeksi selama proses penyembuhan.[5]

6. Operasi

Berbeda dengan jenis kanker lainnya, leukemia tidak membentuk tumor, sehingga operasi tidak digunakan sebagai metode utama pengobatan. Namun, dalam beberapa kasus, operasi dapat membantu mengatasi dampak leukemia pada tubuh. Misalnya, dokter dapat melakukan splenektomi, yaitu pengangkatan limpa, jika organ tersebut penuh dengan sel kanker dan menekan organ lain, sehingga membantu meningkatkan kenyamanan pasien.[5]

Setiap metode pengobatan memiliki manfaat dan risikonya sendiri, dan tim medis akan membantu pasien dalam menimbang pilihan yang terbaik berdasarkan kondisi masing-masing.

Prognosis Leukemia

Seiring dengan perkembangan pengobatan untuk leukemia dan kanker lainnya, banyak penderita yang kini dapat menjalani hidup lebih lama meskipun didiagnosis dengan leukemia. Harapan hidup seseorang dengan leukemia sangat bergantung pada jenis leukemia yang diderita, apakah itu akut (tumbuh cepat) atau kronis (tumbuh lebih lambat), usia mereka, akses terhadap pengobatan, serta adanya masalah kesehatan lainnya.[5]

Salah satu cara para ilmuwan memahami kanker adalah dengan melihat angka kelangsungan hidup 5 tahun. Ini adalah jumlah orang dari setiap 100 yang masih hidup lima tahun setelah diagnosis kanker. Angka kelangsungan hidup 5 tahun ini bervariasi tergantung pada jenis leukemia:[5]

  • Pada leukemia limfositik akut (ALL), lebih dari 70 dari 100 orang dewasa dan 92 dari 100 anak-anak masih hidup setelah 5 tahun.
  • Pada leukemia myeloid akut (AML), 30 dari 100 orang dewasa dan 69 dari 100 anak-anak masih hidup setelah 5 tahun.
  • Pada leukemia limfositik kronis (CLL), hampir 88 dari 100 orang masih hidup 5 tahun kemudian.
  • Pada leukemia myeloid kronis (CML), lebih dari 70 dari 100 orang masih hidup setelah 5 tahun.

Namun, sulit untuk menentukan angka kelangsungan hidup 5 tahun bagi anak-anak dengan CLL dan CML karena sangat jarang mereka terkena jenis leukemia kronis ini. Penting untuk diingat bahwa penderita leukemia saat ini memiliki harapan hidup yang lebih panjang daripada sebelumnya. Para ilmuwan terus bekerja untuk mengembangkan pengobatan baru untuk leukemia.[5]

Selain hal tersebut, mendapatkan diagnosis leukemia tentunya bisa menjadi pengalaman yang menakutkan, penuh tekanan, dan membingungkan. Sangat wajar untuk merasakan berbagai macam emosi. Banyak penderita kanker menyebutkan bahwa mereka harus menyesuaikan diri dengan “new normal” setelah didiagnosis. Berikut adalah beberapa tips untuk menghadapi leukemia selama proses perawatan:[5]

  • Dukungan Emosional

Bicaralah dengan teman, keluarga, komunitas agama, tetangga, dan orang-orang lain yang Anda cintai dan percayai. Anda mungkin juga ingin berkonsultasi dengan seorang konselor atau profesional kesehatan mental lainnya. Tanyakan kepada dokter, perawat, atau anggota tim perawatan Anda untuk rujukan. Beberapa konselor khusus menangani orang yang terdampak kanker.

  • Bantuan Praktis

Mintalah bantuan dari orang-orang terdekat Anda untuk tugas-tugas sehari-hari seperti berbelanja, transportasi, memasak, membersihkan rumah, mengurus anak-anak, dan hewan peliharaan. Membantu Anda dengan tugas-tugas ini bisa menjadi cara bagi orang-orang yang peduli dengan Anda untuk menghadapi diagnosis Anda. Anda bisa membuat daftar tugas yang perlu dibantu dan membiarkan orang-orang yang peduli memilih tugas yang mereka bisa bantu.

  • Nutrisi dan Makanan

Tubuh Anda mungkin membutuhkan nutrisi tambahan selama perawatan kanker. Usahakan untuk makan makanan dan camilan yang bergizi, sehat, serta makanan favorit Anda. Tim perawatan Anda mungkin memiliki saran tentang makanan yang mudah disiapkan dan dikonsumsi selama perawatan serta cara lain untuk memenuhi kebutuhan nutrisi Anda.

  • Perawatan Diri Lainnya

Diskusikan dengan tim perawatan Anda tentang cara tetap aktif semampu Anda. Istirahatlah jika Anda membutuhkannya, dan usahakan untuk mendapatkan cukup tidur. Bersikaplah lembut pada diri sendiri.

  • Berhubungan dengan Orang Lain yang Hidup dengan Kanker

Banyak orang menemukan dukungan melalui kelompok pendukung. Kelompok ini bisa berlangsung secara langsung atau daring, memberikan kesempatan untuk berbagi perasaan dengan orang-orang yang memahami situasi Anda. Ada kelompok dukungan untuk orang yang menjalani perawatan tertentu seperti transplantasi sumsum tulang atau kemoterapi, orang-orang di berbagai tahap pengalaman kanker, orang dari berbagai latar belakang, dan banyak lagi. Mintalah tim perawatan Anda membantu menghubungkan Anda dengan orang-orang yang memiliki pengalaman serupa.

  • Ajukan Pertanyaan dan Pelajari Sebanyak Mungkin

Penting untuk memahami apa yang sedang terjadi, opsi yang tersedia, dan rencana perawatan Anda. Tim kesehatan Anda dapat memberikan informasi tentang apa yang diharapkan dan menyarankan sumber daya untuk mempelajari lebih lanjut. Jangan ragu untuk meminta penjelasan lebih lanjut jika ada hal yang kurang jelas.

Baca Juga Artikel Berikut: Peringatan Hari Leukemia Sedunia 2024: Ketahui dan Bersama Lawan Kanker Darah

Di Indonesia, berdasarkan BukuPetunjuk Teknis Pemeriksaan Tuberkulosis Menggunakan Tes Cepat Molekuler GeneXpertyang diterbitkan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2023,  Tes Cepat Molekuler (TCM) GeneXpert biasa digunakan untuk mendeteksi Tuberkulosis Resisten Obat. Namun dengan 1 alat ini, juga dapat mendeteksi beragam penyakit lainnya, termasuk Leukemia Limfoblastik Akut (ALL), Leukemia Mieloid Akut (AML), dan Leukemia Mieloid Kronis (CML).

Bagi Anda pemilik dan penyedia fasilitas layanan kesehatan yang memerlukan alat kesehatan untuk pemeriksaan penyakit leukemia, silakan kunjungi halaman berikut ini untuk mengetahui selengkapnya mengenai alat pemeriksaan leukemia dengan menggunakan Tes Cepat Molekuler (TCM) GeneXpert:

Pelajari Selengkapnya

 

 

Referensi Artikel

  1. MedlinePlus. (2023). Leukemia. MedlinePlus. https://medlineplus.gov/leukemia.html [diakses pada 27 AUG 2024].
  2. Mandaya Hospital Group. (2024). 6 Jenis Leukemia (Kanker Darah) yang Penting Dikenali. Mandaya Hospital Group. https://mandayahospitalgroup.com/id/jenis-penyebab-dan-metode-pengobatan-leukimia/ [diakses pada 27 AUG 2024].
  3. CML Advocates Network. (2024). World Leukemia Day. CML Advocates Network. https://www.cmladvocates.net/world-leukemia-day/ [diakses pada 27 AUG 2024].
  4. Cancer Council. (2023). What is leukaemia?. Cancer Council. https://cancer.org.au/cancer-information/types-of-cancer/leukaemia [diakses pada 27 AUG 2024].
  5. Moring., N. F. S. (2024). Leukemia. WebMD. https://www.webmd.com/cancer/lymphoma/understanding-leukemia-basics [diakses pada 27 AUG 2024].

Kualitas Terjamin, Layanan Kesehatan Terbaik!

Tingkatkan layanan kesehatan yang Anda berikan dengan menggunakan alat kesehatan yang terjamin kualitasnya dan diakui lembaga internasional.