Hari Alzheimer Sedunia 2024: Pemeriksaan Biomarker Cairan Serebrospinal
Setiap tahun, Hari Alzheimer Sedunia diperingati setiap tanggal 21 september dan menjadi momentum penting untuk meningkatkan kesadaran global terhadap penyakit demensia Alzheimer dan jenis demensia lainnya.[1]
Di tahun 2024, peringatan ini kembali menyoroti pentingnya edukasi masyarakat tentang deteksi dini Alzheimer, sebuah langkah krusial untuk penanganan yang lebih efektif dan tepat waktu. Dengan tema “ Time to act on dementia, Time to act on Alzheimer’s“, kampanye tahun ini mendorong individu dan komunitas untuk lebih peduli dan terlibat dalam upaya pencegahan dan pengobatan penyakit yang kian meningkat prevalensinya ini.[1]
Apa itu Alzheimer dan Mengapa Kita Harus Memahaminya
Alzheimer adalah penyakit neurodegeneratif progresif yang mempengaruhi otak, menyebabkan penurunan fungsi kognitif dan memori secara bertahap.[2]
Penyakit Alzheimer pertama kali diidentifikasi oleh Dr. Alois Alzheimer pada tahun 1906, ketika ia menemukan perubahan patologis di otak seorang pasien yang mengalami penurunan daya ingat, kebingungan, dan perubahan perilaku yang drastis. Ciri utama dari Alzheimer adalah adanya plak amiloid dan kekusutan neurofibrilar di otak, yang mengganggu komunikasi antar sel-sel otak dan menyebabkan kematian sel secara bertahap.[2]
Penting bagi kita untuk memahami Alzheimer karena penyakit ini bukan hanya sekadar masalah kesehatan individu, tetapi juga masalah sosial yang luas. Dengan peningkatan jumlah populasi berusia tua, jumlah orang yang terkena Alzheimer diprediksi akan meningkat secara signifikan dalam beberapa dekade ke depan. Alzheimer tidak hanya berdampak pada penderitanya, tetapi juga memberikan beban emosional, fisik, dan finansial yang besar bagi keluarga dan masyarakat.[3]
Selain itu, memahami Alzheimer dapat membantu kita dalam mengidentifikasi gejala-gejala awal, sehingga memungkinkan intervensi dini yang dapat memperlambat perkembangan penyakit. Pengetahuan yang cukup tentang Alzheimer juga dapat mengurangi stigma yang sering kali menyertai penyakit ini, membantu menciptakan lingkungan yang lebih mendukung bagi mereka yang hidup dengan Alzheimer dan keluarganya.[4]
Cek Selengkapnya: Penyakit Alzheimer: Gejala, Penyebab dan Diagnosisnya
Pentingnya Deteksi Dini Alzheimer
Alzheimer adalah penyakit progresif yang secara perlahan merusak ingatan dan fungsi kognitif seseorang. Karena sifatnya yang berangsur-angsur memburuk, deteksi dini menjadi kunci utama untuk memperlambat perkembangan penyakit dan meningkatkan kualitas hidup pasien.[4]
Dengan diagnosis yang tepat dan cepat, pengobatan serta intervensi bisa dimulai lebih awal, memberikan kesempatan lebih besar bagi pasien untuk mempertahankan kehidupan yang lebih mandiri dalam jangka waktu yang lebih lama.[4]
Seiring bertambahnya usia populasi, Alzheimer menjadi salah satu tantangan kesehatan global yang paling mendesak. Tanpa adanya deteksi dini, banyak pasien yang baru terdiagnosis ketika gejala sudah mencapai tahap lanjut, sehingga menyulitkan upaya penanganan. Oleh karena itu, kesadaran tentang pentingnya pemeriksaan dan penanganan sejak awal sangat diperlukan.[4]
Cara-Cara Mendeteksi Alzheimer
Menegakkan diagnosis Alzheimer adalah proses yang tidak sederhana dan membutuhkan serangkaian pemeriksaan untuk memastikan ketepatannya. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sianturi (2021), terdapat berbagai jenis pemeriksaan penunjang yang digunakan dalam menegakkan diagnosis Alzheimer. Di antaranya adalah:[5]
- Pemeriksaan Neuropatologi: Melibatkan analisis jaringan otak untuk mendeteksi perubahan struktural yang khas pada penderita Alzheimer.
- Pemeriksaan Neuropsikologik: Menguji fungsi kognitif pasien untuk mengidentifikasi gangguan memori dan kognisi lainnya.
- CT Scan dan MRI: Digunakan untuk memvisualisasikan struktur otak dan mendeteksi adanya penyusutan area tertentu yang berhubungan dengan Alzheimer.
- EEG (Elektroensefalogram): Mengukur aktivitas listrik di otak untuk mencari pola abnormal yang mungkin terkait dengan penyakit ini.
- PET dan SPECT: Pemindaian otak yang membantu dalam memetakan aktivitas metabolik dan aliran darah di otak, yang sering kali berubah pada penderita Alzheimer.
Selain itu, salah satu metode yang kini semakin diakui dalam mendeteksi Alzheimer adalah:[5]
- Pemeriksaan biomarker cairan serebrospinal: Pemeriksaan ini dianggap sangat bermanfaat karena dapat mendeteksi tanda-tanda Alzheimer pada tahap yang sangat awal, bahkan sebelum gejala klinis muncul. Biomarker adalah zat dalam tubuh yang dapat menjadi indikator kondisi kesehatan atau penyakit tertentu.
Deteksi Alzheimer dengan Pemeriksaan Biomarker Cairan Serebrospinal Menggunakan Innotest
Pemeriksaan biomarker cairan serebrospinal (Cerebrospinal Fluid/CSF) adalah teknik yang digunakan untuk mengevaluasi komposisi dan karakteristik cairan serebrospinal yang mengelilingi otak dan sumsum tulang belakang. Dalam konteks Alzheimer, pemeriksaan CSF memungkinkan deteksi empat biomarker protein kunci: dua bentuk protein amiloid (Aβ1-42 dan Aβ1-40) serta dua bentuk protein Tau (Total Tau dan fosfo-Tau).[6]
Apabila seorang pasien menderita Alzheimer, dua protein amiloid tersebut akan menunjukkan kadar yang abnormal rendah, sementara Total Tau dan fosfo-Tau akan mengalami peningkatan. Bahkan, perubahan pada rasio Aβ1-42/Aβ1-40 dapat terdeteksi jauh sebelum gejala Alzheimer muncul, menjadikan pemeriksaan ini alat yang sangat berharga dalam deteksi dini.[6]
Ketahui Selengkapnya: Alat kesehatan deteksi Alzheimer pemeriksaan biomarker dengan cairan serebrospinal
Salah satu alat yang sudah diakui dan digunakan dalam pemeriksaan ini adalah Innotest dari Fujirebio, sebuah perusahaan medis terkemuka asal Belgia yang telah memimpin pasar produk-produk neurodegeneratif selama lebih dari 50 tahun.[6]
Innotest pertama kali dikembangkan lebih dari 25 tahun yang lalu dan terus berevolusi menjadi alat pengujian yang saat ini digunakan secara luas untuk tujuan diagnostic. Meskipun penelitian terbaru juga mengarah pada pengujian biomarker berbasis darah yang lebih sederhana, Innotest tetap menjadi alat yang andal dan utama dalam deteksi dini Alzheimer.[6]
Dengan pemeriksaan yang tepat dan akurat, harapan untuk masa depan yang lebih baik bagi para penderita Alzheimer semakin terbuka lebar.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai penggunaan Innotest dalam deteksi Alzheimer, Anda dapat mengunjungi halaman berikut ini:
Referensi Artikel
- Alzheimer’s Disease International. (2024). Time to Act on Dementia, Time to Act on Alzheimers. Alzheimer’s Disease International. https://www.alzint.org/get-involved/world-alzheimers-month/time-to-act-on-dementia/ [diakses pada 29 AUG 2024].
- National Institute on Aging. (2021). What Is Alzheimer’s Disease?. National Institute on Aging. https://www.nia.nih.gov/health/alzheimers-and-dementia/what-alzheimers-disease [diakses pada 29 AUG 2024].
- , Brandi & Akers., Whitney. (2018). Dealing with Alzheimer’s and Effects on Family. Healthline. https://www.healthline.com/health/state-of-alzheimers#cost-of-alzheimer’s-career-and-finances [diakses pada 29 AUG 2024].
- Reiss, A. B., de Levante Raphael, D., Chin, N. A., & Sinha, V. (2022). The physician’s Alzheimer’s disease management guide: Early detection and diagnosis of cognitive impairment, Alzheimer’s disease and related dementia. AIMS public health, 9(4), 661–689. https://doi.org/10.3934/publichealth.2022047
- Sianturi, A. G. M. (2021). Stadium, Diagnosis, dan Tatalaksana Penyakit Alzheimer. Majalah Kesehatan Indonesia, 2(2), 39-44.
- Alzheimer’s disease testing solutions. (2023). Fujirebio. https://www.fujirebio.com/en/neuro/pioneers-in-early-and-reliable-alzheimers-disease-diagnostics [diakses pada 29 AUG 2023].