Peringatan World Alzheimer Day 2025: “#AskAboutDementia #AskAboutAlzheimers”
Mengenal Peringatan World Alzheimer Day 2025
Hari Alzheimer Sedunia diperingati setiap tanggal 21 September sebagai momentum global untuk meningkatkan kesadaran dan melawan stigma yang masih melekat pada penyakit Alzheimer serta berbagai bentuk demensia lainnya.[1]
Menjelang dan pada hari peringatannya, berbagai asosiasi Alzheimer maupun demensia di seluruh dunia mengadakan beragam kegiatan, mulai dari jalan sehat untuk mengenang (memory walk), penggalangan dana, hingga kampanye edukasi. Semua aktivitas ini bertujuan untuk menarik perhatian masyarakat sekaligus memberikan dukungan nyata bagi mereka yang hidup dengan Alzheimer dan jenis demensia lainnya.[2]
Memahami Alzheimer & Demensia
1. Memahami Alzheimer

Fase perkembangan penyakit Alzheimer.[3]
Alzheimer adalah penyebab paling umum dari demensia, istilah luas yang merujuk pada penurunan daya ingat dan fungsi kognitif yang cukup berat sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari. Sekitar 60–80% kasus demensia disebabkan oleh penyakit Alzheimer.[3]
Penyakit ini bukan bagian normal dari proses penuaan. Faktor risiko terbesar yang diketahui adalah usia, dengan mayoritas penderita berusia 65 tahun ke atas. Namun, Alzheimer juga bisa muncul lebih dini pada usia di bawah 65 tahun, yang dikenal sebagai young-onset Alzheimer atau early-onset Alzheimer.[3]
Alzheimer bersifat progresif, artinya gejalanya memburuk secara bertahap. Pada tahap awal, keluhan biasanya berupa lupa ringan. Namun, pada tahap lanjut, penderita kehilangan kemampuan untuk berkomunikasi bahkan merespons lingkungan. Rata-rata harapan hidup penderita setelah diagnosis adalah 4–8 tahun, tetapi dalam beberapa kasus bisa mencapai hingga 20 tahun, tergantung kondisi kesehatan lainnya.[3]
Saat ini belum ada obat yang benar-benar menyembuhkan Alzheimer. Namun, terapi baru seperti donanemab dan lecanemab menunjukkan harapan karena dapat mengurangi penumpukan beta-amyloid di otak sehingga memperlambat penurunan fungsi kognitif pada tahap awal penyakit.[3]
Selain itu, berbagai pengobatan lain dapat membantu memperlambat gejala, meningkatkan kualitas hidup penderita, dan memberi dukungan bagi keluarga serta perawat. Upaya global masih terus berlangsung untuk menemukan cara pencegahan dan terapi yang lebih efektif.[3]
Baca juga:
Penyakit Alzheimer: Gejala, Penyebab dan Diagnosisnya
Alzheimer: Penyakit Tua & Tak Dapat Dicegah, Benarkah?
2. Memahami Demensia

Tipe-tipe Demensia.[4]
Demensia bukanlah satu penyakit tunggal, melainkan istilah umum yang menggambarkan kumpulan gejala akibat perubahan abnormal pada otak. Gejala demensia mencakup penurunan kemampuan berpikir, daya ingat, fungsi sehari-hari, serta dapat memengaruhi perilaku, emosi, dan hubungan sosial penderita.[4]
Penyakit Alzheimer menjadi penyebab terbanyak, tetapi ada jenis lain seperti demensia vaskular yang terjadi akibat perdarahan kecil atau sumbatan pembuluh darah di otak. Ada juga mixed dementia, yaitu kombinasi dari beberapa jenis demensia. Penting dicatat bahwa tidak semua gangguan kognitif berarti demensia. Beberapa kondisi, seperti gangguan tiroid atau kekurangan vitamin tertentu, dapat menimbulkan gejala mirip demensia namun bersifat reversibel jika ditangani dengan tepat.[4]
Di masa lalu, demensia sering disebut sebagai “kepikunan” atau “senility”. Istilah ini menimbulkan kesalahpahaman bahwa penurunan mental yang serius adalah hal normal dalam penuaan, padahal sebenarnya merupakan gejala penyakit tertentu.[4]
Baca juga:
Demensia dan Alzheimer Berbeda atau Sama?
3. Perbedaan Alzheimer dan Demensia

Perbedaan Alzheimer dan Demensia.[5]
Secara sederhana, demensia adalah istilah payung untuk menggambarkan kumpulan gejala kognitif, fungsional, dan perilaku akibat penyakit tertentu. Sedangkan Alzheimer adalah penyakit spesifik yang paling sering menyebabkan demensia. Penyakit lain seperti degenerasi frontotemporal, penyakit tubuh Lewy, dan demensia vaskular juga dapat menimbulkan gejala serupa.[5]
Tidak semua penurunan daya ingat bisa disebut demensia. Untuk dikategorikan sebagai demensia, harus ada penyakit neurodegeneratif progresif yang mendasarinya. Memahami perbedaan antara Alzheimer dan demensia sangat penting agar keluarga, pasien, maupun tenaga medis dapat memberikan perawatan yang lebih tepat, sekaligus membantu meningkatkan kualitas hidup penderita.[5]
10 Tanda Awal Alzheimer dan Demensia yang Perlu Diwaspadai
Gangguan ingatan yang mulai mengganggu aktivitas sehari-hari bisa menjadi tanda awal Alzheimer atau jenis demensia lainnya. Alzheimer adalah penyakit otak yang menyebabkan penurunan fungsi memori, berpikir, dan kemampuan mengambil keputusan secara perlahan. Ada 10 gejala utama yang patut diperhatikan. Bila Anda atau orang terdekat mengalaminya, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter.[6]
1. Kehilangan Ingatan yang Mengganggu Aktivitas
Salah satu gejala paling umum pada tahap awal Alzheimer adalah sering lupa informasi baru. Misalnya melupakan tanggal penting, menanyakan hal yang sama berulang kali, atau terlalu bergantung pada catatan dan bantuan orang lain untuk hal yang sebelumnya bisa dilakukan sendiri.[6]
🔸 Perubahan normal terkait usia: Sesekali lupa nama atau janji, tetapi dapat mengingatnya kemudian.[6]
2. Kesulitan dalam Merencanakan atau Memecahkan Masalah
Penderita Alzheimer mungkin mengalami kesulitan membuat rencana atau bekerja dengan angka. Contohnya sulit mengikuti resep yang sudah biasa digunakan, atau kewalahan mengatur tagihan bulanan. Mereka juga cenderung membutuhkan waktu lebih lama untuk menyelesaikan tugas sederhana.[6]
🔸 Perubahan normal terkait usia: Sesekali membuat kesalahan dalam mengelola keuangan atau tagihan rumah tangga.[6]
3. Sulit Menyelesaikan Tugas yang Biasa Dilakukan
Pekerjaan sehari-hari seperti berkendara ke tempat yang dikenal, membuat daftar belanja, atau memainkan permainan favorit bisa menjadi tantangan. Aktivitas yang sebelumnya mudah dilakukan, lama-lama terasa membingungkan.[6]
🔸 Perubahan normal terkait usia: Kadang memerlukan bantuan mengoperasikan microwave atau merekam acara TV.[6]
4. Bingung dengan Waktu dan Tempat
Orang dengan Alzheimer sering kehilangan orientasi terhadap waktu, tanggal, bahkan musim. Mereka bisa bingung tentang di mana berada atau bagaimana sampai di suatu tempat.[6]
🔸 Perubahan normal terkait usia: Lupa hari tertentu, namun akhirnya bisa mengingatnya.[6]
5. Gangguan Penglihatan dan Persepsi Ruang
Selain ingatan, Alzheimer juga dapat memengaruhi penglihatan. Penderitanya bisa kesulitan membaca, menilai jarak, membedakan warna, atau menjaga keseimbangan. Hal ini dapat berisiko saat berkendara.[6]
🔸 Perubahan normal terkait usia: Penurunan penglihatan akibat kondisi seperti katarak.[6]
6. Masalah dalam Berbicara atau Menulis
Kesulitan mengikuti percakapan, mengulang-ulang kalimat, atau berhenti di tengah pembicaraan tanpa tahu cara melanjutkan adalah tanda yang perlu diwaspadai. Mereka juga bisa salah menyebut nama benda atau kesulitan mencari kata yang tepat.[6]
🔸 Perubahan normal terkait usia: Sesekali sulit menemukan kata yang pas.[6]
7. Sering Salah Menaruh Barang dan Tidak Bisa Melacaknya
Barang-barang sering diletakkan di tempat yang tidak wajar, lalu hilang tanpa bisa ditemukan kembali. Dalam beberapa kasus, penderita bahkan menuduh orang lain mengambil barang tersebut.[6]
🔸 Perubahan normal terkait usia: Sesekali salah menaruh barang, namun bisa menemukannya setelah mencari kembali.[6]
8. Penurunan Kemampuan Membuat Keputusan
Alzheimer dapat memengaruhi penilaian dan pengambilan keputusan. Misalnya, salah mengelola uang atau mengabaikan kebersihan diri. Hal ini bukan sekadar kelalaian, melainkan tanda penurunan fungsi otak.[6]
🔸 Perubahan normal terkait usia: Sesekali membuat keputusan kurang tepat, seperti lupa mengganti oli mobil.[6]
9. Menarik Diri dari Aktivitas Sosial
Kesulitan berkomunikasi sering membuat penderita menjauh dari kegiatan sosial, pekerjaan, atau hobi yang dulu disenangi. Mereka juga bisa kehilangan minat mengikuti aktivitas yang biasa diikuti.[6]
🔸 Perubahan normal terkait usia: Kadang merasa jenuh atau kurang bersemangat menghadiri acara keluarga atau sosial.[6]
10. Perubahan Suasana Hati dan Kepribadian
Penderita Alzheimer bisa menjadi mudah curiga, cemas, depresi, atau takut. Mereka juga mudah tersinggung ketika berada di luar zona nyaman atau saat rutinitas berubah.[6]
🔸 Perubahan normal terkait usia: Menjadi lebih kaku dalam kebiasaan tertentu dan merasa kesal bila terganggu.[6]
Statistik Global Alzheimer dan Dampaknya
- Lebih dari 55 juta orang di seluruh dunia saat ini hidup dengan demensia. Angka ini terus bertambah pesat, bahkan diperkirakan setiap 3 detik ada satu orang yang terdiagnosis demensia.[7]
 - Jumlah penyandang demensia diprediksi melonjak tajam menjadi 78 juta pada tahun 2030 dan bisa mencapai 139 juta jiwa pada tahun 2050. Jika tren ini tidak terkendali, demensia diproyeksikan menjadi penyebab kematian ketiga terbanyak di dunia pada tahun 2040.[7]
 - Beban ekonomi akibat demensia pun sangat besar, yakni sekitar 1,3 triliun dolar AS per tahun. Angka ini diperkirakan akan lebih dari dua kali lipat pada tahun 2030, sehingga memberi tekanan besar bagi sistem kesehatan dan ekonomi global.[7]
 - Hampir 88% penyandang demensia melaporkan mengalami diskriminasi, baik dalam kehidupan sosial maupun layanan kesehatan. Di sisi lain, lebih dari 90% keluarga dan masyarakat umum menyatakan akan terdorong untuk melakukan diagnosis dini jika tersedia terapi yang dapat mengubah perjalanan penyakit.[7]
 - Menariknya, lebih dari 80% masyarakat percaya bahwa suara mereka melalui pemilu dapat memengaruhi dukungan terhadap penderita demensia. Ini menunjukkan bahwa kebijakan publik memiliki peran penting dalam meningkatkan kualitas hidup mereka.[7]
 - Meski banyak keluarga menunjukkan rasa ikhlas, lebih dari 50% pengasuh di seluruh dunia mengaku kesehatan mereka menurun akibat beban merawat pasien demensia. Bahkan, setengah dari total biaya perawatan demensia berasal dari perawatan informal yang dilakukan di rumah.[7]
 - Secara global, jam kerja pengasuhan tidak berbayar untuk penderita demensia yang tinggal di rumah setara dengan 67 juta pekerja penuh waktu setiap tahunnya. Beban terbesar ini umumnya ditanggung oleh perempuan, yang mencakup dua pertiga dari seluruh pengasuh utama. Angka tersebut lebih tinggi lagi di negara berpenghasilan rendah dan menengah, yang diperkirakan akan menyumbang 71% dari total kasus demensia pada tahun 2050.[7]
 - Selain itu, dua pertiga penderita demensia di dunia adalah perempuan. Di negara dengan sumber daya terbatas, 90% perawatan demensia dilakukan di rumah, sehingga dukungan bagi keluarga pengasuh menjadi sangat penting untuk menjaga kualitas hidup pasien sekaligus kesehatan pengasuhnya.[7]
 
Tema World Alzheimer Day 2025: “#AskAboutDementia #AskAboutAlzheimers”
Secara global, tingkat pemahaman masyarakat tentang demensia masih tergolong rendah. Laporan World Alzheimer Report dari Alzheimer’s Disease International (ADI) sebelumnya bahkan mencatat bahwa 80% masyarakat umum dan 65% tenaga kesehatan masih keliru menganggap demensia sebagai bagian normal dari proses penuaan.[7]
Kesalahpahaman ini sering muncul karena adanya rasa enggan untuk bertanya dan mencari informasi, saran, maupun dukungan. Sikap ragu dan takut inilah yang menjadi hambatan utama dalam meningkatkan kesadaran mengenai demensia dan Alzheimer.[7]
Pada tahun 2025, kampanye global akan difokuskan untuk mengatasi keraguan tersebut dengan mengajak masyarakat lebih berani bertanya tentang demensia maupun Alzheimer. Pertanyaan sederhana dapat menjadi langkah awal untuk memahami kondisi ini secara lebih tepat.[7]
Melalui gerakan dengan tagar #AskAboutDementia dan #AskAboutAlzheimers, kampanye ini ingin mengubah cara pandang masyarakat, sekaligus mendorong budaya bertanya dan belajar. Upaya ini penting untuk memberikan pemahaman lebih baik tentang dampak demensia terhadap lebih dari 55 juta orang yang hidup dengan kondisi ini di seluruh dunia, termasuk para pendamping dan keluarganya.[7]
Pelajari Selengkapnya Alat Kesehatan Deteksi Alzheimer Berikut ini:
PT Medquest Jaya Global
Sebagai bagian dari komunitas kesehatan, kami berkomitmen menyediakan alat kesehatan dan solusi inovatif guna mendukung program kesehatan nasional di Indonesia. Kunjungi halaman berikut untuk informasi lebih lanjut mengenai Alat Kesehatan inovatif dan berkualitas terbaik yang kami hadirkan:
Referensi:
- Alzheimer’s Association. (2025). World Alzheimer’s Day is September 21, 2025. Diakses 19 September 2025, dari https://www.alz.org/about/awareness-initiatives/world-alzheimers-day (Alzheimer’s Association)
 - Alzheimer’s Disease International. (2025). World Alzheimer’s Month. Diakses 19 September 2025, dari https://www.alzint.org/get-involved/world-alzheimers-month/ (Alzheimer’s Disease International)
 - Alzheimer’s Association. (2025). What is Alzheimer’s Disease? Symptoms & Causes. Diakses 19 September 2025, dari https://www.alz.org/alzheimers-dementia/what-is-alzheimers (Alzheimer’s Association)
 - Alzheimer’s Association. (2025). What Is Dementia? Symptoms, Causes & Treatment. Diakses 19 September 2025, dari https://www.alz.org/alzheimers-dementia/what-is-dementia (Alzheimer’s Association)
 - Alzheimer’s Association. (2025). Dementia vs. Alzheimer’s Disease: What Is the Difference? Diakses 19 September 2025, dari https://www.alz.org/alzheimers-dementia/difference-between-dementia-and-alzheimer-s (Alzheimer’s Association)
 - Alzheimer’s Association. (2025). 10 Early Signs and Symptoms of Alzheimer’s & Dementia. Diakses 19 September 2025, dari https://www.alz.org/alzheimers-dementia/10_signs (Alzheimer’s Association)
 - Alzheimer’s Disease International. (2025). World Alzheimer’s Month 2025: Campaign Toolkit (English V3) [PDF]. Diakses 19 September 2025, dari http://www.alzint.org/u/World-Alzheimers-Month-2025_Campaign-Toolkit-English_V3.pdf (Alzheimer’s Disease International)