Hb Meter POCT: Salah Pilih Bahayakan Nyawa!
Kesehatan, bagaimana cara kita menjaga dan memperhatikannya? Ini menjadi aspek penting dalam kehidupan kita. Tanpa kesehatan yang prima, kita tidak bisa menikmati hidup dengan bahagia. Selain itu, ketika kita menjalankan aktivitas sehari-hari, kita juga harus dapat memantau dan menjaga kesehatan kita dengan rutin.
Untuk memastikan pemantauan kesehatan, kita membutuhkan fasilitas kesehatan yang memadai dan mudah dijangkau. Dengan demikian, kita akan lebih mudah mendapatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan kesehatan kita terpantau secara rutin.
Namun, banyak dari sebagian masyarakat yang lebih memilih untuk melakukan pemantauan kesehatan secara mandiri. Hal ini dikarenakan tahapan yang harus dilalui serta administrasi yang harus dipersiapkan kadang masih dirasa merepotkan ketika akan melakukan pemantauan kesehatan di fasilitas kesehatan terdekat, sehingga mereka lebih memilih melakukan pemantauan kesehatan secara mandiri.
Untuk melakukan pemantauan kesehatan mandiri, masyarakat dapat melakukan pengecekan pada beberapa parameter kesehatan, seperti nilai gula darah, nilai asam urat, dan nilai kolesterol. Kini, banyak pemeriksaan kesehatan mandiri yang lebih sederhana, murah, cepat, dan mudah digunakan oleh masyarakat luas dengan metode POCT (Point-of-Care Testing).
Salah satu metode POCT yang paling populer adalah pemeriksaan nilai Hemoglobin (Hb). Pengecekan ini umumnya dilakukan oleh Puskesmas, Unit Transfusi Darah swasta seperti PMI, atau pemerintah, yaitu Unit Transfusi Darah Rumah Sakit.

Ilustrasi kualitas lebih utama ketimbang kuantitas.
Namun, walaupun dengan kemudahan tersebut, tidak jarang masyarakat kurang memperhatikan kualitas alat POCT yang mereka gunakan. Masyarakat hanya mengedepankan harga di atas pertimbangan penting lainnya, seperti akurasi dan presisi. Padahal kedua hal tersebut sangat penting dalam melakukan pemantauan kesehatan agar dapat berjalan dengan lancar dan tentu hasil pemeriksaannya pun akurat.
Pada artikel ini, kita akan membahas seputar Point of Care Testing (POCT), mengetahui seberapa penting kualitas suatu alat POCT yang digunakan baik bagi individu maupun penyedia fasilitas layanan kesehatan serta memahami manfaat dari penggunaan POCT yang memiliki kualitas mumpuni serta tentunya telah diakui oleh lembaga-lembaga yang kredibel.
Pengertian POCT

Pemeriksaan kesehatan menggunakan alat Point of Care Testing (POCT). Sumber: Spring Nutrition.
Metode POCT (Point-Of-Care-Testing) telah dirancang dengan tujuan untuk melakukan skrining awal kesehatan yang muncul di masyarakat dan hasilnya dapat diketahui secara real-time, sehingga dapat membantu dalam menentukan penanganan selanjutnya (Klinik Patologi, 2018). Hasil dari POCT, khususnya Hb Meter, sangat menentukan langkah selanjutnya yang akan dilakukan oleh tenaga kesehatan. Oleh karena itu, keterbatasan akurasi dan presisi yang rendah dapat membahayakan kesehatan bahkan nyawa pasien.
Dalam praktiknya, POCT sering digunakan untuk mempercepat proses diagnosis dan menentukan tindakan medis yang cepat. Namun, perlu diingat bahwa akurasi dan presisi POCT harus dipertimbangkan dengan sangat serius. Jika POCT tidak akurat atau kurang presisi, maka diagnosis dan penanganan medis yang diambil dapat meleset dari kondisi sebenarnya dan membahayakan nyawa pasien.
1. Presisi dan Akurasi POCT
Presisi dan akurasi dari alat Hb Meter sangat berpengaruh terhadap keselamatan pasien di fasilitas kesehatan. Semakin rendah presisi dan akurasi Hb Meter, semakin merugikan pula bagi pihak fasilitas layanan kesehatan (fasyankes) atau PMI dan keluarga pasien. Bagi pihak PMI, hal ini akan berdampak negatif pada penolakan pendonor, mengurangi produktivitas Unit Transfusi Darah PMI, dan mengganggu pasokan darah ke UTD tersebut.
Namun, kerugian yang terjadi pada pasien jauh lebih serius dan bahkan dapat menyebabkan kematian, terutama pada pasien dengan kondisi anemia. Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan presisi dan akurasi dari alat Hb Meter yang digunakan di fasyankes atau PMI.
Tidak hanya itu, penting juga untuk memastikan bahwa alat POCT yang digunakan dalam pemantauan kesehatan mandiri harus memenuhi standar kualitas yang ditetapkan oleh otoritas kesehatan. Kualitas alat POCT yang buruk dapat menghasilkan kesalahan diagnosis dan tindakan medis yang salah, yang berpotensi membahayakan nyawa pasien.
Dalam memilih alat POCT yang tepat, terdapat beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan, seperti sensitivitas, spesifisitas, akurasi, presisi, kemudahan penggunaan, dan biaya. Oleh karena itu, penting untuk mempertimbangkan faktor-faktor tersebut secara cermat dan memilih alat POCT yang terbaik untuk kebutuhan pemantauan kesehatan mandiri atau fasilitas kesehatan.
Anemia: Pengertian, Tipe, dan Gejalanya

Ilustrasi seseorang terkena Anemia.
Kondisi anemia merupakan suatu kondisi yang terjadi akibat kekurangan konsentrasi hemoglobin dalam tubuh (Amalia dan Tjiptaningrum, 2016). Salah satu jenis anemia yang paling umum adalah anemia defisiensi besi (ADB), yang disebabkan oleh kekurangan zat besi yang dibutuhkan untuk sintesis hemoglobin (Warner & Kamran, 2022).
Lebih lanjut dijelaskan Warner & Kamran dalam artikel terbitan 2022, penyebab ADB bervariasi, tergantung umur, jenis kelamin, dan status sosio-ekonomi.
Pada lansia, penyebab ADB paling umum adalah perdarahan. Pada wanita hamil, penyebab utama ADB adalah peningkatan kebutuhan akan zat besi. Beberapa penyakit yang menghambat penyerapan zat besi juga dapat menyebabkan ADB. Selain itu, kondisi ADB dapat terjadi ketika konsentrasi hemoglobin dalam tubuh turun di bawah 95% dari nilai hemoglobin rata-rata yang sesuai dengan umur dan jenis kelamin.
Anemia dapat diklasifikasikan menjadi tiga tipe berdasarkan nilai hemoglobin pasien, yaitu anemia ringan (10-12 g/dL), anemia sedang (7-9 g/dL), dan anemia berat (<7 g/dL) (Nursalim, 2022). Penanganan pasien anemia dilakukan dengan memantau nilai hemoglobin pasien secara rutin.
Namun, ketika alat yang digunakan memiliki kualitas rendah, hasil pengukuran hemoglobin pasien akan memiliki bias yang tinggi. Menurut dr. Alvin Nursalim, meliau menyebutkan bahwa gejala yang muncul akibat anemia meliputi kelelahan, sakit kepala, pandangan berkunang-kunang, pucat, dan pada kondisi yang parah, dapat menyebabkan sesak napas dan berdebar-debar.
Jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat, kondisi anemia dapat menyebabkan kerusakan pada organ vital seperti jantung dan otak (Nursalim, 2022). Oleh karena itu, penting untuk melakukan screening awal anemia dengan memantau nilai hemoglobin secara berkala dan menggunakan alat POCT yang berkualitas tinggi agar dapat memastikan diagnosis dan penanganan yang tepat.

Pemeriksaan hemoglobin (hb) menggunakan HB Meter POCT. Sumber: Youtube/HemoCueOfficial.
HemoCue, sebagai produsen alat POCT yang berkualitas tinggi dan terpercaya, menjadi solusi untuk mengatasi keresahan yang timbul akibat penggunaan alat POCT berkualitas rendah. HemoCue menawarkan alat Hb Meter dengan presisi dan akurasi tertinggi di antara alat POCT lainnya.
Solusi Hb Meter POCT Terpercaya
Sebagai brand yang sudah berpengalaman dalam bidang kesehatan selama 40 tahun, HemoCue telah menjadi perusahaan terpercaya di lebih dari 100 negara di seluruh dunia. Diakui oleh WHO dan dipercaya dalam melakukan screening Anemia, HemoCue hadir dengan presisi dan akurasi tertinggi diantara alat Hb Meter POCT lainnya. Dalam penanganan Anemia, HemoCue merupakan satu-satunya alat Hb Meter yang direkomendasikan oleh WHO.
Rekomendasi tersebut bukanlah tanpa dasar, karena HemoCue dibangun dengan desain yang kokoh dan mudah dibawa, dilengkapi dengan teknologi terkini yang sesuai dengan standar internasional, serta memiliki waktu analisis yang cepat. Selain itu, alat ini sudah terkalibrasi pabrik dan tidak memerlukan re-kalibrasi, sehingga dapat menghasilkan akurasi dan presisi yang tinggi.

HemoCue Hb 201+. Sumber: HemoCue.
Hal ini dibuktikan dengan banyaknya penelitian jurnal internasional yang mengungkapkan keunggulan HemoCue dalam screening Anemia. Sebagai contoh, dalam penelitian yang dilakukan oleh Rudolf-Oliveira pada tahun 2013, HemoCue berhasil dibandingkan dengan dua portable hemoglobinometers lainnya dan menjadi referensi dalam melakukan verifikasi reliabilitas screening pada pendonor darah.
Selain presisi dan akurasi yang tinggi, HemoCue juga sangat compatible untuk digunakan secara mobile, karena didukung oleh power supply baterai. HemoCue memiliki 3 model Hb meter yaitu HemoCue Hb 201+, 301, dan 801. Ketiga model tersebut memiliki akurasi dan presisi yang tinggi, namun dibedakan berdasarkan waktu pengukuran, ukuran, dan fitur penyimpanan data pasien.
Dengan menghadirkan alat Hb Meter POCT yang berkualitas tinggi, HemoCue dapat diandalkan dalam meningkatkan mutu pelayanan bagi fasilitas kesehatan di Indonesia. Dengan kualitas yang mumpuni, alat ini dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di Indonesia, terutama solusi dalam penanganan Anemia yang seringkali tidak terdeteksi dengan cepat dan tepat. Oleh karena itu, memilih HemoCue sebagai alat screening Anemia adalah pilihan yang tepat dan memberikan manfaat yang besar bagi pasien dan fasyankes.
Referensi Artikel:
Amalia, A., & Tjiptaningrum, A. (2016). Diagnosis dan Tatalaksana Anemia Defisiensi Besi. Jurnal Majority, 5(5), 166-169. https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/viewFile/944/777 [diakses pada 11 APR 2023].
Nursalim, A. (2022). Mungkinkah Komplikasi Anemia Sebabkan Kematian?. Klik Dokter. https://www.klikdokter.com/info-sehat/darah/mungkinkah-komplikasi-anemia-sebabkan-kematian [diakses pada 11 APR 2023].
Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin. (2018). Buku panduan kerja Keterampilan Pemeriksaan Glukosa Darah Metode POCT. Diambil dari https://med.unhas.ac.id/kedokteran/wp-content/uploads/2018/03/PEMERIKSAAN-GLUKOSA-DARAH.pdf.
Rudolf-Oliveira, R. C. M, dkk. (2013). Comparison between two portable hemoglobinometers and a reference method to verify the reliability of screening in blood donors. Transfusion and Apheresis Science, 49(3), hal. 578-582. https://doi.org/10.1016/j.transci.2013.09.004
Warner, M.J., & Kamran, M.T. (2022). Iron Deficiency Anemia. National Library of Medicine. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK448065/ [diakses pada 14 APR 2023].


