Home 9 Blog 9 Solusi Deteksi Microalbuminuria: Abbott Afinion 2 Analyzer

Solusi Deteksi Microalbuminuria: Abbott Afinion 2 Analyzer

Mar 15, 2024 • 5 minutes read

Microalbuminuria merupakan suatu kondisi medis dimana terjadi peningkatan kadar albumin dalam urin yang dapat menjadi penanda adanya kerusakan pada fungsi ginjal. Meskipun ‘micro’, kondisi ini memberikan dampak besar pada masalah kesehatan. Di Indonesia,  microalbuminuria menjadi salah satu tantangan di sektor kesehatan, terutama yang berkaitan dengan penyakit diabetes dan penyakit ginjal.[1]

Pada artikel ini kita akan membahas mengenai microalbuminuria lebih jauh, langkah pencegahan & penanganan seperti apa yang dapat dilakukan serta solusi deteksi microalbuminuria yang dapat diandalkan & dapat membantu menyelesaikan tantangan kesehatan ini di Indonesia.

Apa itu Microalbuminuria?

Albumin adalah salah satu protein utama dalam darah yang berperan penting dalam menjaga tekanan osmotik darah dan pembawa berbagai ion.[2]

Dalam kondisi ginjal normal, albumin tidak seharusnya ditemukan dalam urin dalam jumlah yang signifikan. Pada kondisi abnormal, terjadi peningkatan kadar albumin dalam jumlah kecil di dalam urin yang merupakan tanda awal dari kerusakan ginjal dan biasa dikenal dengan sebutan microalbuminuria. Pengujian microalbuminuria dapat digunakan untuk membantu menegakkan diagnosa terjadinya penyakit ginjal, yang salah satu penyebabnya adalah komplikasi dari diabetes.[3]

Nefropati diabetik merupakan salah satu komplikasi diabetes yang menyebabkan terjadinya kelainan degeneratif vaskuler ginjal. Kondisi ini dapat ditandai dengan adanya microalbuminuria (30-300mg/jam atau 20µg/menit), peningkatan tekanan darah, hingga menurunnya fungsi filtrasi glomerulus.[4, 5]

Perbedaan ginjal sehat dengan yang mengalami diabetes

Perbedaan ginjal sehat dengan yang mengalami diabetes. Sumber: MyWay Digital Health.

Hal ini seringkali terjadi disebabkan oleh resistensi insulin atau kondisi dimana insulin tidak dapat berfungsi optimal dalam mengontrol kadar glukosa darah. Kontrol glukosa yang buruk dalam jangka waktu yang panjang dapat menyebabkan rusaknya dinding pembuluh darah sehingga menyebabkan keluarnya albumin ke dalam urin. Kondisi kontrol glikemik yang buruk jangka panjang dapat diukur dengan pemeriksaan HbA1c.[4, 5]

Dampak dan Komplikasi Microalbuminuria

Kondisi microalbuminuria yang tidak terdiagnosis dan tidak terkelola dengan baik dapat berkembang menjadi penyakit ginjal kronis. Pada tahap awal, mungkin tidak ada gejala yang terasa, tetapi seiring waktu, fungsi ginjal dapat semakin menurun, menyebabkan komplikasi serius seperti gagal ginjal.[6]

Selain itu, microalbuminuria juga merupakan faktor risiko independen untuk penyakit kardiovaskular. Orang dengan kondisi ini memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami serangan jantung atau stroke. Oleh karena itu, penting bagi individu dengan diabetes, tekanan darah tinggi, atau riwayat keluarga dengan penyakit ginjal untuk secara teratur memeriksa kadar albumin dalam urin mereka.[7]

Kasus Microalbuminuria di Indonesia

International Diabetes Federation (IDF) menyatakan bahwa pada tahun 2045 diperkirakan terdapat 537 juta jiwa penderita diabetes di dunia dan diproyeksikan akan terus meningkat hingga 46%. Di Indonesia, prevalensi diabetes melitus terus meningkat setiap tahun. Berdasarkan IDF, prevalansi diabetes per 2021 mencapai 10,6% populasi orang dewasa.[8] Selain itu, prevalensi terjadinya microalbuminuria pada penderita diabetes tergolong tinggi hingga mencapai 39,1%.[9]

Data prevalensi diabetes di Indonesia

Data prevalensi diabetes di Indonesia. Sumber: IDF.

Tantangan terbesar di Indonesia adalah kesadaran akan pentingnya pemeriksaan rutin kadar albumin di dalam urin dan HbA1c sebagai bentuk pencegahan. Banyak orang dengan diabetes atau faktor risiko penyakit ginjal lainnya mungkin tidak menyadari bahwa mereka perlu memeriksa kadar albumin dalam urin mereka secara teratur. Dengan dilakukannya pemeriksaan rutin kadar albumin di dalam urin, penderita dapat ditangani dengan pengobatan yang tepat.[10]

Baca juga: Diabetes: Endemi Baru Indonesia

Langkah Pencegahan dan Penanganan Microalbuminuria

Pencegahan tetap menjadi kunci dalam mengatasi microalbuminuria, khususnya pada penderita diabetes, penting untuk menjaga kadar gula darah dan tekanan darah tetap terkendali. Hal ini dapat dilakukan melalui pola makan sehat, olahraga teratur, dan mengikuti pengobatan yang diresepkan oleh dokter.[11]

Bagi mereka yang sudah mengalami kondisi microalbuminuria, perlu manajemen yang tepat untuk membantu menghambat perkembangan kondisi ini sehingga tidak menjadi penyakit ginjal. Ini termasuk pengontrolan ketat atas kadar gula HbA1c hingga dibawah 7% dan tekanan darah, penggunaan obat-obatan seperti Angiotensin-Converting Enzyme (ACE) inhibitors atau ARBs, serta perubahan gaya hidup sehat.[12]

Solusi Deteksi Microalbuminuria: Abbott Afinion 2 Analyzer

Deteksi dini microalbuminuria dan HbA1c menjadi penting dalam hal pencegahan dan penanganan kasus Nefropati Diabetik. Abbott Afinion 2 Analyzer dapat menjadi solusi dalam proses deteksi dari keduanya.

Abbott Afinion 2 Analyzer merupakan alat Point of Care Testing (POCT) yang dapat membantu Anda dalam pengukuran parameter kardiometabolik. Dilengkapi dengan fiturnya yang simpel, alat ini dapat dengan cepat mengukur kadar ACR (microalbumin), HbA1c, Lipid Profile, dan CRP (C-Reactive Protein).

Adapun kelebihan yang ditawarkan dari Abbott Afinion 2 Analyzer diantaranya:

    • Hasil yang presisi dan akurat, dengan metode yang telah tersertifikasi NGSP dan IFCC.
    • Easy to use, hanya dengan 3 langkah pengujian.
    • Hasil dapat diperoleh dalam waktu singkat ( ̴3 menit).
    • Menggunakan sedikit sampel, dapat menggunakan urin (khusus ACR), darah kapiler, atau darah vena.

Dengan hasil akurat yang diperoleh dalam waktu singkat, pasien dapat dengan cepat mendapatkan penanganan yang tepat. Dengan ini, teknologi yang ditawarkan oleh Abbott Afinion 2 Analyzer dapat berperan dalam penekanan angka penderita diabetes melitus dan komplikasinya.

Untuk informasi lebih lanjut, silakan kunjungi halaman berikut ini:

Pelajari Selengkapnya

 

Dengan edukasi yang lebih baik, akses layanan kesehatan yang lebih mudah dijangkau serta peran aktif dari masyarakat, kita dapat bersama-sama menghadapi tantangan kesehatan ini dan meningkatkan kualitas hidup bagi semua orang.

 

Referensi Artikel:

  1. Yani, A., Widhayanti, R.L., Siswanto, B. (2023). The Prevalence Of Microalbuminuria In Type 2 Diabetes Mellitus Patients In Ilanur Mother And Child Hospital Tangerang. Journal of Noncommunicable Diseases Prevention and Control, 1(1), 20-26. https://doi.org/10.61843/jondpac.v1i1.501.
  1. Belinskaia, D.A., Voronina, P.A., Shmurak, V.I., Jenkins, R.O., Goncharov, N.V. (2021). Serum Albumin in Health and Disease: Esterase, Antioxidant, Transporting and Signaling Properties. International Journal of Molecular Sciences, 22, 10318. https://doi.org/ 10.3390/ijms221910318.
  1. Saputro, A.A., dan Rusidah, Yunita. (2022). Analisis Kadar Mikroalbuminuria Pasien Lansia Dengan Riwayat Diabetes Mellitus TIPE II Di Kabupaten Kudus. Prosiding 16th Urecol: Seri MIPA dan Kesehatan.
  1. Sana, M.A., Chaudhry, M., Malik, A., Iqbal, N., Zakiuddin, A., Abdullah, M. (2020). Prevalence of Microalbuminuria in Type 2 Diabetes Mellitus. Cureus, 12(2), e12318. DOI 10.7759/cureus.12318.
  1. Tarawifa, S., Bonar, S.M., Sitepu, I. (2020). Hubungan Kadar Hba1c Dengan Resiko Nefropati Diabetikum Pada Pasien DM Tipe 2 Di Rsud H. Abdul Manap Kota Jambi. Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan, 7(2), 471-476.
  1. Yosdimyati, L. (2021). Hubungan Kadar Mikroalbumin dan HbA1c pada Orang dengan Resiko Diabetes Mellitus Tipe 2. Medicra (Journal of Medical Laboratory Science/Technology), 4(2), 88-92.
  1. Saadi, M.M., Roy, M.N., Haque, R., Tania, F.A., Mahmood, S., Ali, N. (2020). Association of microalbuminuria with metabolic syndrome: a cross-sectional study in Bangladesh. BMC Endocrine Disorders, 20(153), 1-7. https://doi.org/10.1186/s12902-020-00634-0
  1. International Diabetes Federation. (2021). Facts & figures. https://idf.org/about-diabetes/diabetes-facts-figures/ (diakses pada 6 Maret 2024).
  1. Asghar, S., Asghar, S., Mahmood, T., Bukhari, S. M. H., Mumtaz, M. H., Rasheed, A. (2023). Microalbuminuria as the Tip of Iceberg in Type 2 Diabetes Mellitus: Prevalence, Risk Factors, and Associated Diabetic Complications. Cureus, 15(8), e43190. https://doi.org/10.7759/cureus.43190.
  1. Santoso, A.P.R., Wulandari, D.D., Savitri, A.A., Handayani, D., Penulis, S.P.E., Nata, J.Y., Isnaini, S.N., Isnaini, N.Z. (2023). Deteksi Mikro Albumin Urine Sebagai Upaya Deteksi Untuk Pencegahan Diabetic Neuropati Pada Warga Desa Simo Angin-Angin. Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat 2023 “Memaksimalkan Potensi Menuju Masyarakat Mandiri”.
  1. (2023). 9 Cara Mencegah Diabetes yang Bisa Dilakukan Mulai Hari Ini https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/2227/9-cara-mencegah-diabetes-yang-bisa-dilakukan-mulai-hari-ini (diakses pada 14 Maret 2024).
  1. Prasad, R.M., Bali, A., Tikaria, R. (2024). Microalbuminuria. [Updated 2023 May 30]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2024 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK563255/

Kualitas Terjamin, Layanan Kesehatan Terbaik!

Tingkatkan layanan kesehatan yang Anda berikan dengan menggunakan alat kesehatan yang terjamin kualitasnya dan diakui lembaga internasional.