Home 9 Blog 9 C-Reactive Protein (CRP): Salah Satu Biomarker Inflamasi

C-Reactive Protein (CRP): Salah Satu Biomarker Inflamasi

May 29, 2024 • 4 minutes read

Pada artikel ini kita akan membahas mengenai C-Reactive Protein (CRP), fungsi C-Reactive Protein (CRP) sebagai biomarker, mengetahui mekanisme inflamasi dapat terjadi, bagaimana proses pemeriksaan C-Reactive Protein (CRP), kapan perlu dilakukannya pemeriksaaan C-Reactive Protein (CRP), dan pembahasan mengenai alat pemeriksaan C-Reactive Protein (CRP) yang tepat bagi setiap fasilitas layanan kesehatan, seperti: rumah sakit, klinik, dan lainnya.

Apa itu C-Reactive Protein (CRP)?

C-Reactive Protein (CRP) pertama kali ditemukan oleh Tillett dan Francis pada tahun 1930. CRP merupakan salah satu protein reaktan fase akut, yakni protein yang dihasilkan oleh liver yang mana jumlahnya akan meningkat apabila terjadi inflamasi di tubuh. CRP utamanya diinduksi oleh Interleukin-6 selama fase akut dari proses inflamasi atau infeksi. Interleukin-6 adalah sitokin utama yang bertanggung jawab untuk menginduksi reaktan fase akut di liver.[1]

Fungsi C-Reactive Protein Sebagai Biomarker

Pemeriksaan C-Reactive Protein (CRP) dilakukan untuk mengetahui kadar CRP dalam sampel darah. Normalnya, seseorang memiliki kadar CRP yang sangat rendah dalam darah. Namun, liver akan melepaskan lebih banyak CRP ke dalam aliran darah jika seseorang mengalami peradangan di tubuhnya.[2]

Kadar C-Reactive Protein (CRP) yang tinggi mungkin dapat menunjukkan bahwa individu tersebut memiliki gangguan kesehatan sehingga terjadilah inflamasi atau peradangan. Beberapa studi menunjukkan bahwa CRP dapat berperan untuk menjadi penanda atau biomarker beberapa penyakit atau kelainan yang dapat disebabkan oleh adanya infeksi, baik itu karena bakteri maupun kanker.[2]

Ada banyak hal yang dapat menyebabkan liver memproduksi C-Reactive Protein (CRP) dalam jumlah besar. Akan tetapi penyebab paling umum dari meningkatnya kadar CRP adalah adanya inflamasi yang terjadi, baik secara akut maupun kronis. Penyebabnya pun bisa juga dikarenakan penyakit – penyakit yang bersifat infeksius ataupun tidak.[1]

Kendati demikian, C-Reactive Protein (CRP) dapat dikatakan sebagai biomarker yang bersifat non spesifik.  Hal tersebut dikarenakan CRP dapat digunakan sebagai biomarker untuk pemantauan infeksi bakteri, peradangan, degenerasi saraf, cedera jaringan, dan juga proses pemulihan.[3]

Hingga saat ini, semakin banyak penelitian yang menunjukkan bahwa peningkatan jumlah CRP berhubungan dengan peningkatan risiko penyakit – penyakit, seperti: cardiovascular diseases (CVD), diabetes mellitus tipe 2, penyakit Alzheimer, dan juga stroke hemoragik.[3]

Selain itu, C-Reactive Protein (CRP) juga dapat digunakan sebagai biomarker sepsis. Seperti yang diketahui secara luas pada saat terjadinya pandemi penyakit Covid-19, sepsis merupakan penyakit dimana sistem kekebalan tubuh melawan infeksi secara berlebihan dan tidak terkendali sehingga berdampak buruk pada tubuh pasien. CRP dapat digunakan untuk mengetahui apakah seseorang yang menderita sepsis sudah membaik atau justru semakin parah.[4]

Bagaimana Inflamasi Dapat Terjadi?

Dinamika dari peradangan akut dan kronis. Sumber: MDPI.

Dinamika dari peradangan akut dan kronis. Sumber: MDPI.

Inflamasi merupakan mekanisme yang dilakukan oleh tubuh untuk melindungi suatu jaringan yang mengalami kerusakan dan membantu jaringan – jaringan tersebut untuk sembuh dari luka, infeksi, ataupun penyakit lainnya. Inflamasi atau peradangan dapat terjadi secara akut dan kronis.[5]

Jenis peradangan akut bersifat sementara dan biasanya membantu, misalnya: jika kulit tergores, bagian tersebut biasanya akan memerah, bengkak, dan sakit selama beberapa waktu. Itu adalah tanda-tanda peradangan yang menunjukkan proses penyembuhan. Peradangan juga bisa terjadi di dalam tubuh.[5]

Jika peradangan berlangsung terlalu lama, maka peradangan tersebut dapat merusak jaringan sehat di sekitarnya. Inilah yang disebut dengan peradangan kronis. Kelainan autoimun tertentu dan penyakit lain dapat menyebabkan peradangan kronis yang berbahaya. Peradangan kronis juga dapat terjadi jika suatu jaringan berulang kali terluka, misalnya seperti: akibat merokok atau terpapar bahan kimia di lingkungan sekitar dengan jangka waktu yang relatif lama.[5]

Bagaimana Proses Pemeriksaan C-Reactive Protein?

Phlebotomist sedang mengambil darah

Phlebotomist sedang mengambil darah.

Pemeriksaan kadar C-Reactive Protein (CRP) umumnya dilakukan di dalam laboratorium dengan menggunakan sampel plasma atau serum. Spesimen darah dapat diambil dari vena perifer. Seorang phlebotomist biasanya yang melakukan prosedur tersebut.[1]

Phlebotomist akan mengencangkan karet gelang di sekitar lengan atas, dan pasien mengepalkan tangan beberapa kali. Phlebotomist meraba vena untuk memastikan lokasinya dan membersihkan bagian tersebut dengan alkohol. Setelah itu darah akan diambil, yang untuk selanjutnya diuji menggunakan metode yang paling umum dilakukan, yakni Imunoasai.[1]

Kapan Perlu Dilakukan Pemeriksaan C-Reactive Protein?

Pemeriksaan C-Reactive Protein (CRP) dapat dilakukan jika dokter mencurigai adanya peradangan akut atau kronis yang terjadi di dalam tubuh. Selain itu, jika seseorang telah didiagnosis menderita infeksi atau penyakit kronis yang menyebabkan peradangan, orang tersebut mungkin memerlukan tes ini untuk memantau kondisi dan pengobatannya.[1]

Kadar CRP akan mengalami kenaikan maupun penurunan tergantung seberapa banyak peradangan yang terjadi di tubuh. Jika kadar CRP turun, itu tandanya pengobatan peradangan telah berhasil.[1]

Abbott Afinion 2 Analyzer: Alat Pemeriksaan C-Reactive Protein Secara Kuantitatif yang Cepat

Abbott Afinion™ 2 Analyzer adalah alat multi-assay analyzer yang cepat dan mudah digunakan.  Salah satu parameter yang dapat diuji adalah kadar CRP dengan menggunakan kartrid CRP. Afinion™ CRP adalah panel tes praktis yang dapat memberikan hasil tes CRP yang akurat hanya dalam hitungan menit dengan menggunakan sampel whole blood, serum, ataupun plasma.

Dengan ukuran dan panel pemeriksaan yang ringkas, Abbott Afinion™ 2 Analyzer ideal untuk digunakan sebagai alat pemeriksaan CRP di berbagai lokasi, mulai dari klinik, pusat kesehatan masyarakat, hingga rumah sakit. Bahkan, alat ini juga dapat menguji berbagai panel lainnya selain CRP, seperti panel HbA1c, ACR, dan Lipid.

Baca Juga: Diabetes dan HbA1c

 

Untuk mengetahui informasi selengkapnya mengenai Abbott Afinion™ 2 Analyzer yang dapat melakukan pemeriksaan CRP yang akurat & cepat dan juga mampu melakukan pemeriksaan dengan parameter lainnya, Anda dapat mengunjungi halaman berikut ini:

Pelajari Selengkapnya

 

 

 

Referensi Artikel:

  1. Nehring SM, Goyal A, Patel BC. C Reactive Protein. [Updated 2023 Jul 10]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2024 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK441843/
  2. MedlinePlus [Internet]. Bethesda (MD): National Library of Medicine (US); [updated 2024 May 27]. C-Reactive Protein (CRP) Test; [updated 2022 Sep 28; cited 2024 May 27]. Available from: https://medlineplus.gov/lab-tests/c-reactive-protein-crp-test/
  3. Luan, Y. Y., & Yao, Y. M. (2018). The Clinical Significance and Potential Role of C-Reactive Protein in Chronic Inflammatory and Neurodegenerative Diseases. Frontiers in immunology, 9, 1302. https://doi.org/10.3389/fimmu.2018.01302
  4. Anush, M. M., Ashok, V. K., Sarma, R. I., & Pillai, S. K. (2019). Role of C-reactive Protein as an Indicator for Determining the Outcome of Sepsis. Indian journal of critical care medicine : peer-reviewed, official publication of Indian Society of Critical Care Medicine, 23(1), 11–14. https://doi.org/10.5005/jp-journals-10071-23105
  5. Stone WL, Basit H, Burns B. Pathology, Inflammation. [Updated 2022 Nov 14]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2024 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK534820/
Share

Kualitas Terjamin, Layanan Kesehatan Terbaik!

Tingkatkan layanan kesehatan yang Anda berikan dengan menggunakan alat kesehatan yang terjamin kualitasnya dan diakui lembaga internasional.