Home 9 Blog 9 Mengenal dan Memahami Tes Cepat Molekuler (TCM) Deteksi HIV

Mengenal dan Memahami Tes Cepat Molekuler (TCM) Deteksi HIV

Oct 16, 2023 • 6 minutes read

Deteksi HIV sangat penting dilakukan, apalagi sedini mungkin. Terlebih lagi bagi Anda yang termasuk ke dalam kelompok yang berisiko dan rawan terinfeksi virus yang satu ini. Salah satu metode yang dapat dilakukan dalam mendeteksi HIV adalah dengan melakukan Tes Cepat Molekuler (TCM).

Petunjuk Teknis Pemeriksaan Tuberkulosis Menggunakan Tes Cepat Molekuler GeneXpert

Petunjuk Teknis Pemeriksaan Tuberkulosis Menggunakan Tes Cepat Molekuler GeneXpert. Sumber: Kemenkes RI.

 

Definisi HIV

Ilustrasi Virus HIV

Ilustrasi Virus HIV.

HIV alias human immunodeficiency virus masuk ke dalam genus lentivirus dan masih merupakan bagian dari keluarga retrovirus. Jenis virus yang satu ini menyerang sel-sel darah putih yang sangat penting bagi sistem daya tahan tubuh. Contohnya makrofag, sel-sel dendritik, dan terutama sel-sel T pembantu (helper), seperti limfosit CD4.[1]

Penyebaran dan penularan virus ini bisa terjadi lewat cairan tubuh seperti darah, sperma, cairan vagina, hingga ASI. Beberapa faktor utama yang menyebabkan penularan HIV adalah sering bergonta-ganti pasangan saat berhubungan seks, dan hubungan seks tanpa pengaman. Di samping itu, penularan juga bisa terjadi lewat transfusi darah, penggunaan jarum suntik secara bergantian pada pecandu narkoba, hingga penularan dari ibu ke anak saat hamil, melahirkan, ataupun menyusui.

HIV dapat menyerang sel-sel daya tahan tubuh dan kemudian menghancurkannya, atau membuat sel-sel tersebut tak lagi mampu bekerja sehingga sistem daya tahan tubuh menurun sampai-sampai tidak bisa melawan infeksi. Maka dari itu, HIV perlu ditangani lewat treatment antiretroviral (ARV).

Baca Juga: Hari TB Sedunia 2023: Koinfeksi TB-HIV & SolusinyaTuberkulosis: Penyebab, Gejala dan Cara Penyembuhan

Diagnosis HIV

Sering kali, penderita infeksi HIV tidak sadar bahwa mereka telah terinfeksi. Salah satu alasan utamanya adalah karena tidak ada gejala yang timbul ketika seseorang baru saja terinfeksi.

Sayangnya, penderita infeksi HIV yang tidak tahu tentang kondisinya bisa jadi menulari orang lain tanpa mereka ketahui karena butuh waktu antara 2 hingga 4 minggu sampai gejala muncul sejak terinfeksi.

Maka dari itu, deteksi HIV perlu dilakukan oleh siapa saja yang berisiko. Lewat deteksi dini, Anda pun bisa mencegah penularan dan mereka yang telah terinfeksi pun bisa melakukan pengobatan dengan segera.

Untuk mendiagnosis HIV, ada beberapa metode yang bisa dilakukan, seperti tes antibodi, tes antigen/antibodi, dan tes PCR. Salah satu dari tes PCR yang banyak dikenal oleh masyarakat adalah Tes Cepat Molekuler (TCM).[2]

Tes antibodi bertujuan untuk mencari antibodi terhadap HIV dalam sampel darah atau cairan oral. Jenis tes yang satu ini butuh waktu 23-90 hari untuk mendeteksi HIV setelah Anda terpapar.[3]

Sedangkan tes antigen/antibodi bertujuan mencari antibodi dan antigen HIV. Antibodi diproduksi oleh sistem daya tahan tubuh saat terpapar virus, sementara antigen adalah zat asing yang dapat mengaktifkan sistem daya tahan tubuh seseorang. Tes ini sendiri bisa butuh waktu 18-90 hari setelah paparan untuk mendeteksi keberadaan antigen dan antibodi HIV.[4]

Yang berikutnya adalah tes PCR (Polymerase Chain Reaction), yang juga dikenal sebagai tes molekuler. Dan salah satu jenis tes PCR untuk mendeteksi HIV adalah Tes Cepat Molekuler (TCM).

Mengenal Tes Cepat Molekuler

Tes atau diagnosis molekuler sendiri mengacu pada jenis tes yang bertujuan untuk mengecek adanya materi genetik DNA atau RNA di dalam spesimen . Spesimen yang biasa digunakan adalah sampel darah yang diambil dari tubuh.[5] Tes ini juga harus dilakukan dengan benar untuk akurasi hasil yang lebih baik.

Untuk melakukan tes molekuler HIV, ada berbagai mesin atau alat yang dapat digunakan. Salah satunya adalah GeneXpert System dari Cepheid.

Alasan Anda Butuh Tes PCR untuk Deteksi HIV

Seperti yang sudah dijelaskan di atas, tes PCR dibutuhkan untuk memandu dokter dalam membuat keputusan terkait dengan treatment yang tepat sesuai kondisi Anda. Apabila Anda menderita infeksi HIV, Anda tentu ingin mulai pengobatan segera setelah mendapatkan diagnosis.

Hanya saja, Anda perlu melakukan tes terlebih dahulu untuk mengetahui seberapa banyak virus yang terkandung di dalam darah Anda. Dan informasi tersebut bisa diperoleh lewat tes cepat molekuler, yang kemudian digunakan dokter untuk memilihkan pengobatan yang tepat untuk Anda.

Di samping itu, tes PCR atau tes molekuler HIV menggunakan alat GeneXpert System juga bisa digunakan untuk membantu memonitor kondisi dan menilai seberapa efektif hasil pengobatan yang Anda jalani. Pasalnya, tujuan dari pengobatan HIV adalah untuk menekan jumlah virus di dalam darah Anda sampai seminim mungkin.

Apakah Harus Terinfeksi HIV Dulu?

Lewat penjelasan di atas, Anda barangkali jadi mendapatkan gambaran bahwa tes cepat molekuler ataupun tes PCR untuk deteksi HIV lainnya hanya bisa dilakukan setelah Anda mendapatkan diagnosis infeksi HIV. Meski demikian, ternyata Anda tidak harus terinfeksi HIV dulu untuk melakukan tes molekuler.

Ada beberapa situasi di mana dokter dapat merekomendasikan dan meminta Anda untuk melakukan tes PCR untuk deteksi HIV, seperti:

1. Terpapar HIV berisiko tinggi

Baru-baru ini terpapar HIV berisiko tinggi, seperti:

    • Melakukan hubungan seks dengan penderita HIV atau orang yang status HIV-nya tidak Anda ketahui.
    • Berbagi jarum suntik.
    • Memiliki penyakit menular seksual (PMS), seperti sifilis.
    • Menerima transfusi darah dari seseorang yang sudah terinfeksi HIV, meskipun kasus ini langka.[6]

2. Terpapar HIV & Mengalami Tanda-Tanda Awal Infeksi HIV

Baru-baru ini Anda kemungkinan terpapar HIV dan mengalami tanda-tanda awal infeksi HIV. Meskipun sebenarnya infeksi HIV di tahap awal tidak selalu mengakibatkan gejala tertentu, bisa jadi ada tanda-tanda yang muncul seperti:

    • Gejala seperti flu, seperti nyeri, menggigil, dan demam.
    • Rasa lelah yang berlebihan.
    • Pembengkakan pada kelenjar limfa, seperti di ketiak, leher, atau selangkangan.
    • Muncul ruam di badan.
    • Rasa sakit di mulut.

Apabila Anda merasa Anda sudah terpapar HIV, segera hubungi dokter agar Anda bisa segera melakukan tes. Salah satu contohnya TCM menggunakan alat GeneXpert System.

Proses Tes Cepat Molekuler Deteksi HIV

Ketika Anda melakukan tes PCR atau tes molekuler lain untuk mendeteksi HIV, biasanya dokter atau perawat akan mengambil sampel darah terlebih dahulu dari pembuluh darah di lengan. Untuk mengambil spesimen tersebut, alat yang digunakan biasanya sudah dilengkapi dengan jarum spuit untuk pengambilan sampel darah.

Begitu jarum masuk ke dalam pembuluh darah, alat akan mengambil sampel dalam jumlah sedikit. Prosesnya sendiri biasanya tidak makan waktu lama — umumnya hanya butuh kurang dari 5 menit.

Lantas, apakah Anda harus melakukan persiapan tertentu sebelum tes molekuler? Jawabannya adalah tidak. Artinya, Anda tidak perlu melakukan persiapan seperti puasa terlebih dahulu ketika akan melakukan tes molekuler untuk deteksi HIV.

Jika Anda baru akan melakukan tes molekuler deteksi HIV untuk pertama kalinya, Anda sangat direkomendasikan untuk berdiskusi dengan dokter terlebih dahulu. Lakukan sebelum dan sesudah melakukan tes dengan tujuan untuk membantu Anda memahami hasil tes serta opsi pengobatan yang direkomendasikan sesuai hasil tes Anda.

Di samping itu, apakah ada risiko yang perlu Anda ketahui dan waspadai ketika Anda melakukan tes molekuler untuk deteksi HIV? Tenang saja, karena risiko tes ini sangatlah kecil. Anda mungkin akan merasakan sakit atau melihat lebam pada area yang ditusuk jarum, namun hal tersebut normal dan biasanya akan segera hilang.

Penjelasan Arti Tes

Setelah melakukan pemeriksaan TCM, ada beberapa kemungkinan hasil yang bisa Anda peroleh. Untuk lebih memahaminya, Anda bisa simak dulu kemungkinan hasil dan penjelasannya di bawah ini.

Untuk Anda yang melakukan tes molekuler deteksi HIV karena sudah terdiagnosis infeksi HIV, beberapa kemungkinan hasilnya adalah:[2]

    • Hasil negatif atau tidak terdeteksi berarti jumlah virus HIV yang terdapat di dalam darah Anda sangat sedikit sehingga tidak bisa dideteksi oleh tes molekuler. Hal ini berarti pengobatan HIV yang Anda lakukan bekerja secara efektif dan kecil kemungkinan Anda bisa menularkan HIV melalui hubungan seks. Meski begitu, hasil ini tidak berarti Anda sudah sembuh sehingga Anda tetap harus melanjutkan pengobatan untuk mengontrol kondisi Anda.
    • Hasil yang rendah (low) berarti obat HIV yang selama ini Anda konsumsi mampu menghentikan/menekan pertumbuhan virus HIV.
    • Hasil yang tinggi (high) berarti terdapat pertumbuhan virus HIV dan pengobatan yang Anda jalani tidak bekerja dengan baik. Makin tinggi hasilnya, makin besar risiko Anda bisa menularkan infeksi HIV maupun penyakit-penyakit lain yang berkaitan dengan sistem daya tahan tubuh yang lemah. Hasil ini juga bisa jadi berarti bahwa Anda punya risiko lebih tinggi terserang AIDS. Ketika hasil tes menunjukkan hasil yang tinggi, dokter akan mengganti obat-obatan untuk membantu mengontrol kondisi Anda.

Sedangkan bagi Anda yang melakukan tes cepat molekuler dengan alat GeneXpert System untuk mendiagnosis apakah Anda mengidap infeksi HIV atau tidak, beberapa kemungkinan hasilnya adalah sebagai berikut:[2]

    • Hasil normal atau negatif berarti tidak ada virus HIV yang ditemukan di dalam darah Anda, dan kemungkinan Anda tidak terinfeksi HIV.
    • Hasil yang menunjukkan adanya virus dalam darah berarti Anda mengidap infeksi HIV. Ketika Anda mendapatkan hasil tes seperti ini, kemungkinan dokter akan meminta tes lain seperti tes hitungan CD4 untuk melihat seberapa jauh kerusakan sistem daya tahan tubuh karena infeksi HIV.

Untuk mendapatkan hasil tes cepat molekuler yang benar-benar presisi dan akurat, pastikan Anda menggunakan alat yang sudah terbukti andal dan memiliki akurasi tinggi seperti GeneXpert System.

Untuk informasi selengkapnya mengenai produk Tes Cepat Molekuler GeneXpert System dari Cepheid,  Anda dapat mengetahuinya dengan mengunjungi halaman berikut :

Pelajari Selengkapnya

Referensi Artikel:

  1. 1. Anderson, Neil. (2017). Molecular Testing of HIV. Association for Diagnostics & Laboratory Medicine. https://www.aacc.org/science-and-research/clinical-chemistry-trainee-council/trainee-council-in-english/pearls-of-laboratory-medicine/2017/molecular-testing-of-hiv
  2. MedlinePlus. (2022). HIV Viral Load. https://medlineplus.gov/lab-tests/hiv-viral-load/
  3. MedlinePlus. (2022). HIV Screening Test. https://medlineplus.gov/lab-tests/hiv-screening-test/
  4. CDC. (2022). HIV Testing. https://www.cdc.gov/hiv/testing/index.html
  5. Medical News Today. (2022). What is molecular testing?. https://www.medicalnewstoday.com/articles/molecular-testing
  6. CDC. (2010). Morbidity and Mortality Weekly Report (MMWR). https://cdc.gov/mmwr/preview/mmwrhtml/mm5941a3.htm#:~:text=Transfusion-transmitted%20cases%20of%20HIV,detecting%20HIV%20in%20blood%20products
Share

Kualitas Terjamin, Layanan Kesehatan Terbaik!

Tingkatkan layanan kesehatan yang Anda berikan dengan menggunakan alat kesehatan yang terjamin kualitasnya dan diakui lembaga internasional.